Pasuruan (Antara Jatim) - Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Hary Tanoesoedibjo (HT) mendukung adanya pengembangan terhadap pendidikan secara terpadu di lingkungan pondok pesantren agar sumber daya manusia di Indonesia semakin berkualitas.
"Kami mendukung adanya perkembangan pendidikan di lingkungan pesantren harus mendapatkan perhatian khusus, seperti yang dilakukan Yayasan Bayt Al Hikmah," katanya ketika melakukan safari Ramadan dan silaturrahmi dengan Pengasuh Ponpes Salafiyah Kebonsari, Kota Pasuruan, KH Idris Hamid, Minggu.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pendidikan yang berbasis pondok pesantren ini memiliki kelebihan dibanding metode pendidikan pada umumnya karena selain diajarkan tentang pentingnya ajaran pendidikan moral keagamaan, yang tak kalah pentingnya adalah ajaran ilmu pengetahuan umum yang lainnya.
"Pendidikan pesantren ini adalah pendidikan yang murah, namun lengkap karena nilai-nilai moral dan keagamaan juga diajarkan. Oleh karena itu, pendidikan pesantren ini harus mendapat dukungan dari semua pihak," ujarnya.
Dalam kegiatan safari ramadan tersebut, ia bersama pengasuh pondok pesantren Salafiyah banyak berdiskusi tentang konsep pendidikan pesantren yang melahirkan ulama kharismatik, seperti (alm) KH Abdul Hamid yang saat ini tengah mengembangkan motode pembelajaran International Islamic Boarding School.
Sementara itu, Juru bicara Yayasan Bayt Al Hikmah, Misbahul Munir mengatakan, pondok pesantren Salafiyah akan bersikap terbuka kepada para tokoh nasional manapun tanpa harus membedakan antara satu sama lain untuk bersilaturrahmi dan mengunjungi komplek pendidikan Islam internasional tersebut.
"Pondok pesantren pendidikan yang saat ini dalam masa pembangunan ini, tidak pernah menolak jika ada pihak luar yang akan membantu dengan memberikan donasi. Karena sebelum adanya beliau (HT) datang, sudah ada beberapa tokoh nasional yang bersilaturahmi ke pondok pesantren, seperti Aburizal Bakrie. Jika beliau (HT) ingin membantu, bisa saja memberikan nama gedung dengan label asrama namanya," tuturnya.
Menurutnya, pihaknya selalu terbuka dengan siapa saja, tanpa melihat latar belakang politik karena mereka ingin bersilaturrahmi ke ponpes pendidikan dan tidak pernah berbicara soal politik, kecuali tentang pengembangan pendidikan pesantren. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Kami mendukung adanya perkembangan pendidikan di lingkungan pesantren harus mendapatkan perhatian khusus, seperti yang dilakukan Yayasan Bayt Al Hikmah," katanya ketika melakukan safari Ramadan dan silaturrahmi dengan Pengasuh Ponpes Salafiyah Kebonsari, Kota Pasuruan, KH Idris Hamid, Minggu.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pendidikan yang berbasis pondok pesantren ini memiliki kelebihan dibanding metode pendidikan pada umumnya karena selain diajarkan tentang pentingnya ajaran pendidikan moral keagamaan, yang tak kalah pentingnya adalah ajaran ilmu pengetahuan umum yang lainnya.
"Pendidikan pesantren ini adalah pendidikan yang murah, namun lengkap karena nilai-nilai moral dan keagamaan juga diajarkan. Oleh karena itu, pendidikan pesantren ini harus mendapat dukungan dari semua pihak," ujarnya.
Dalam kegiatan safari ramadan tersebut, ia bersama pengasuh pondok pesantren Salafiyah banyak berdiskusi tentang konsep pendidikan pesantren yang melahirkan ulama kharismatik, seperti (alm) KH Abdul Hamid yang saat ini tengah mengembangkan motode pembelajaran International Islamic Boarding School.
Sementara itu, Juru bicara Yayasan Bayt Al Hikmah, Misbahul Munir mengatakan, pondok pesantren Salafiyah akan bersikap terbuka kepada para tokoh nasional manapun tanpa harus membedakan antara satu sama lain untuk bersilaturrahmi dan mengunjungi komplek pendidikan Islam internasional tersebut.
"Pondok pesantren pendidikan yang saat ini dalam masa pembangunan ini, tidak pernah menolak jika ada pihak luar yang akan membantu dengan memberikan donasi. Karena sebelum adanya beliau (HT) datang, sudah ada beberapa tokoh nasional yang bersilaturahmi ke pondok pesantren, seperti Aburizal Bakrie. Jika beliau (HT) ingin membantu, bisa saja memberikan nama gedung dengan label asrama namanya," tuturnya.
Menurutnya, pihaknya selalu terbuka dengan siapa saja, tanpa melihat latar belakang politik karena mereka ingin bersilaturrahmi ke ponpes pendidikan dan tidak pernah berbicara soal politik, kecuali tentang pengembangan pendidikan pesantren. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015