Trenggalek (Antara Jatim) - Sejumlah nelayan di sekitar Pelabuhan Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengeluhkan turunnya produktivitas tangkapan mereka akibat mundurnya masa musim panen ikan dampak cuaca buruk yang terjadi di tengah laut.
"Sampai sekarang (tangkapan) ikannya belum banyak. Mungkin dampak cuaca buruk, angin di tengah laut sangat kencang dan ombak tinggi sehingga banyak ikan yang bersembunyi (tidak naik ke permukaan)," kata salah seorang nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Watulimo, Sudiono, Minggu.
Ia mengungkapkan, saat ini volume tangkapan yang bisa mereka hasilkan menggunakan jaring slerek hanya di kisaran 4-5 ton.
Kendati diakui hasil itu tidak terlalu mengecewakan, volume tangkapan itu masih jauh dari normal pada periode awal musim panen ikan tahun lalu yang bisa mencapai 9-10 ton sekali berlayar.
"Kami tidak tahu sampai kapan kondisi (cuaca buruk) ini akan terus terjadi," timpal Mono, nelayan lain asal Malang selatan.
Sebagai bagian dari kelompok nelayan yang biasa beroperasi bersama, Sudiono dan Mono mengaku tidak memiliki pilihan lain selain tetap melaut.
Mereka mengatakan, aktivitas melaut termasuk saat menjelang periode air pasang dilakukan sebagai tindakan "untung-untungan" atau semacam perjudian, karena tidak selalu bisa mendapat ikan.
"Risikonya jika tidak mendapat ikan, atau dapat tapi sedikit, tentunya kami merugi, karena untuk melaut itu butuh solar dan operasional lainnya," tutur Dudung, salah satu pemilik kapal porse seine dan tonda yang biasa digunakan untuk menangkap ikan.
Kendati musim ikan mundur, pihak dinas kelautan setempat cukup optimis produksi tangkapan ikan nelayan tahun ini jauh lebih besar dibanding tahun sebelumnya.
Sebagaimana dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Trenggalek, Syuhada Abdullah, pihaknya menargetkan produksi tangkapan ikan sebanyak 35 ribu ton.
Jumlah itu nyaris dua kali lipat produksi tangkapan ikan periode 2014 yang hanya sekitar 18 ribu ton.
"Pada dasarnya, volume produksi ikan di pesisir Trenggalek harusnya rata-rata memang segitu, minimal 30 ribu ton per tahun," ucapnya.
Syuhada menambahkan, optimistisme atas kemampuan produksi tangkapan ikan nelayan itu mengacu pada hasil yang pernah dicapai pada beberapa tahun sebelumnya, terutama pada 2011,2012, dan 2013.
Dalam kurun tiga tahun tersebut, kata Syuhada, berturut volume produksi tangkapan ikan nelayan yang berhasil dicatat dinas kelautan mencapai 41,085 ribu ton, 37,07 ribu ton, dan 36,55 ribu ton.
Pada 2014, lanjut Syuhada, produksi ikan nelayan Trenggalek mengalami penurunan drastis sehingga tinggal 18,532 ribu ton.(*0(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Sampai sekarang (tangkapan) ikannya belum banyak. Mungkin dampak cuaca buruk, angin di tengah laut sangat kencang dan ombak tinggi sehingga banyak ikan yang bersembunyi (tidak naik ke permukaan)," kata salah seorang nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Watulimo, Sudiono, Minggu.
Ia mengungkapkan, saat ini volume tangkapan yang bisa mereka hasilkan menggunakan jaring slerek hanya di kisaran 4-5 ton.
Kendati diakui hasil itu tidak terlalu mengecewakan, volume tangkapan itu masih jauh dari normal pada periode awal musim panen ikan tahun lalu yang bisa mencapai 9-10 ton sekali berlayar.
"Kami tidak tahu sampai kapan kondisi (cuaca buruk) ini akan terus terjadi," timpal Mono, nelayan lain asal Malang selatan.
Sebagai bagian dari kelompok nelayan yang biasa beroperasi bersama, Sudiono dan Mono mengaku tidak memiliki pilihan lain selain tetap melaut.
Mereka mengatakan, aktivitas melaut termasuk saat menjelang periode air pasang dilakukan sebagai tindakan "untung-untungan" atau semacam perjudian, karena tidak selalu bisa mendapat ikan.
"Risikonya jika tidak mendapat ikan, atau dapat tapi sedikit, tentunya kami merugi, karena untuk melaut itu butuh solar dan operasional lainnya," tutur Dudung, salah satu pemilik kapal porse seine dan tonda yang biasa digunakan untuk menangkap ikan.
Kendati musim ikan mundur, pihak dinas kelautan setempat cukup optimis produksi tangkapan ikan nelayan tahun ini jauh lebih besar dibanding tahun sebelumnya.
Sebagaimana dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Trenggalek, Syuhada Abdullah, pihaknya menargetkan produksi tangkapan ikan sebanyak 35 ribu ton.
Jumlah itu nyaris dua kali lipat produksi tangkapan ikan periode 2014 yang hanya sekitar 18 ribu ton.
"Pada dasarnya, volume produksi ikan di pesisir Trenggalek harusnya rata-rata memang segitu, minimal 30 ribu ton per tahun," ucapnya.
Syuhada menambahkan, optimistisme atas kemampuan produksi tangkapan ikan nelayan itu mengacu pada hasil yang pernah dicapai pada beberapa tahun sebelumnya, terutama pada 2011,2012, dan 2013.
Dalam kurun tiga tahun tersebut, kata Syuhada, berturut volume produksi tangkapan ikan nelayan yang berhasil dicatat dinas kelautan mencapai 41,085 ribu ton, 37,07 ribu ton, dan 36,55 ribu ton.
Pada 2014, lanjut Syuhada, produksi ikan nelayan Trenggalek mengalami penurunan drastis sehingga tinggal 18,532 ribu ton.(*0(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015