Tulungagung (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat mendeklarasikan pembentukan tim koordinasi terpadu Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)  mulai  tingkat kabupaten hingga desa/kelurahan di daerah itu.
    
Deklarasi yang digelar di pendopo Kabupaten Tulungagung itu dihadiri oleh seluruh jajaran muspika dari 19 kecamatan, 271 perwakilan perangkat desa/kelurahan, serta perwakilan intansi terkait.
    
Pelantikan tim koordinasi terpadu dilakukan dengan melakukan pembubuhan tanda tangan peresmian TKT yang  dipimpin langsung oleh Bupati Tulungagung Syahri Mulyo bersama jajaran forum pimpinan daerah lain serta Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) setempat.
    
"Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo untuk melakukan gerakan melawan persebaran narkotika di semua daerah,"  kata Kepala BNNK Tulungagung, AKBP Ria Damayanti di Tulungagung.
    
Ria menjelaskan, pembentukan TKT P4GN di seluruh struktur pemerintahan mulai dari tingkat kabupaten hingga desa-kelurahan itu mengacu pada instruksi pemerintah melalui permendagri nomor 21/2013 tentang pemberantasan narkoba.
    
TKT P4GN yang terdiri dari tokoh masyarakat dan perwakilan perangkat terkait selanjutnya diharapkan berperan dalam mendorong masyarakat, terutama kalangan pecandu narkoba, untuk melaporkan diri ke BNNK dan melakukan rehabilitasi secara mandiri.
    
"Ini misi yang diemban tim koordinasi terpadu, yakni memberi pemahaman dan penyadaran pada masyarakat pengguna narkoba di lingkungannya agar lebih berani untuk melaporkan diri ke BNNK, ataupun klinik rehabilitasi narkoba lain yang ada di puskesmas dan rumah sakit daerah," ujarnya.
    
Kendati tidak ada data spesifik, Ria mengisyaratkan jumlah pengguna narkoba di Tulungagung cukup besar.
    
Ia menggambarkan hasil survei terbatas tentang tingkat konsumsi narkoba yang dilakukannya dengan metode menyebar angket tanpa disertai nama ke 2.500 siswa SMP di Tulungagung, beberapa waktu lalu.
    
Hasilnya, lanjut Ria, sebanyak 83 siswa mengakui telah mencoba bahkan mengkonsumsi aktif beberapa jenis produk narkotika.
    
"Ada yang sudah mencoba ekstasi, sabu-sabu, ganja, dan paling banyak pil koplo atau dobel L. Ada juga yang menggunakan lem," paparnya.
    
Ria mengatakan, peserbaran narkoba di Tulungagung sudah masuk tahap mengkhawatirkan, terutama untuk jenis pil koplo yang banyak dikonsumsi kalangan remaja, dewasa hingga anak-anak.
    
Ia berharap pembentukan tim koordinasi terpadu P4GN yang digagas Pemkab Tulungagung memberi kontribusi positif terhadap upaya penyadaran masyarakat akan bahaya narkoba. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015