Jember (Antara Jatim) - Petugas Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Disperikel) Kabupaten Jember, Jawa Timur, tidak menemukan ikan yang terkontaminasi formalin di pasar tradisonal dan tempat pelelangan ikan di Kecamatan Puger.

"Kami mengambil sampel ikan di Pasar Tanjung, kemudian ikan asin, ikan segar, dan komoditas laut yang diperjualbelikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger," kata Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Disperikel Jember, Elok Kristanti, di Jember, Kamis.

Petugas Disperikel melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Tanjung dan TPI Puger untuk meantisipasi dini peredaran ikan berformalin yang merugikan kesehatan masyarakat.

"Sampel yang sudah diambil kemudian dicampurkan dengan larutan kimia untuk mengetahui ikan tersebut berformalin atau tidak," tuturnya.

Menurutnya, jika hasil larutan kimia yang dicampurkan dalam ikan berubah warna hitam, maka kandungan formalin yang terdapat dalam ikan tersebut tinggi.

"Semakin hitam hasil tes larutan itu, maka kandungan formalinnya semakin tinggi. Tetapi hasil sidak kali ini warnanya normal, jadi dipastikan negatif dan ikan di Jember bebas dari bahan pengawet mayat tersebut," ungkapnya.

Disperikel Jember, lanjut dia, akan melakukan pengembangan untuk melakukan tes terhadap ikan yang berada di gudang penyimpanan dan lokasi pemindangan untuk memastikan ikan di Jember bebas dari formalin.

"Sejauh ini ikan yang diambil sampelnya di Pasar Tanjung dan TPI Puger tidak menggunakan bahan pengawet berbahaya seperti formalin, sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.

Sementara salah seorang pedagang ikan di TPI Puger, Siti Aisyah mengatakan, pedagang tidak pernah menggunakan formalin untuk mengawetkan ikan yang masih segar itu.

"Kami membeli ikan dari nelayan dalam keadaan segar dan pedagang pun setiap hari menjual habis ikan dalam keadaan segar itu, sehingga tidak perlu berlaku curang dengan memakai formalin," katanya.

Ia menjelaskan hasil tangkapan ikan nelayan saat ini menurun, sedangkan permintaan masyarakat cenderung stabil dan ikan yang dijualnya selalu habis, sehingga tidak pernah menyimpan ikan dalam waktu yang lama.(*)
     

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015