Bojonegoro (Antara Jatim) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman MP menyatakan Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp880 miliar untuk mengatasi ancaman kekeringan terhadap tanaman padi seluas 198 ribu hektare pada musim tanam kemarau ini.
"Ancaman kekeringan terhadap tanaman padi di Tanah Air yang selalu rutin terjadi setiap tahun tidak bisa dibiarkan," katanya, di Bojonegoro, Rabu.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah dengan alokasi anggaran Rp880 miliar, di antaranya, akan membeli 20.000 unit mesin pompa air.
"Kondisi yang terjadi tersebut tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, sebab mengakibatkan petani menderita," katanya menandaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan pengadaan mesin pompa air tersebut dilakukan dengan sistem penunjukan, bukan melalui sistem lelang.
"Dalam proyek tanaman pangan jelas tidak bisa disamakan dengan proyek bangunan. Proyek pengadaan pangan hitungannya hari dan detik, sehingga kalau terlambat akan fatal," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, pola pengadaan mesin pompa air untuk mengatasi kekeringan di Tanah Air itu, dilakukan dengan cara mengubah regulasi yang ada.
Selain itu, lanjut dia, juga dilakukan koordinasi dengan Kejaksaan Agung, Kapolri, dan BPKP, soal kebijakan dalam pengadaan mesin pompa air, dengan sistem penunjukan secara langsung.
"Kalau memang nanti yang terjadi selanjutnya, seperti yang dialami Pak Dahlan Iskan, ya takdir," tandasnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menegaskan pemerintah tidak akan mengimpor bawang merah, karena stok bawang merah di berbagai daerah, seperti Malang, Probolinggo, juga Bojonegoro, masih mencukupi.
"Saya sudah berkeliling ke berbagai daerah bahwa stok bawang merah kita masih mencukupi. Dan lagi, kalau ada impor bawang merah jelas akan merugikan petani," katanya, menegaskan.
Di Bojonegoro, Amran Sulaiman yang didampingi Bupati Bojonegoro Suyoto, memberikan bantuan 22 unit mesin pompa air dan 10 unit mesin pemanen tanaman padi kepada kelompok tani di Kecamatan Kanor.
"Saya juga menambah bantuan sebanyak 300 unit mesin pompa air untuk mengatasi ancaman kekeringan yang melanda 6.000 hektare tanaman padi di Bojonegoro," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Ancaman kekeringan terhadap tanaman padi di Tanah Air yang selalu rutin terjadi setiap tahun tidak bisa dibiarkan," katanya, di Bojonegoro, Rabu.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah dengan alokasi anggaran Rp880 miliar, di antaranya, akan membeli 20.000 unit mesin pompa air.
"Kondisi yang terjadi tersebut tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, sebab mengakibatkan petani menderita," katanya menandaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan pengadaan mesin pompa air tersebut dilakukan dengan sistem penunjukan, bukan melalui sistem lelang.
"Dalam proyek tanaman pangan jelas tidak bisa disamakan dengan proyek bangunan. Proyek pengadaan pangan hitungannya hari dan detik, sehingga kalau terlambat akan fatal," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, pola pengadaan mesin pompa air untuk mengatasi kekeringan di Tanah Air itu, dilakukan dengan cara mengubah regulasi yang ada.
Selain itu, lanjut dia, juga dilakukan koordinasi dengan Kejaksaan Agung, Kapolri, dan BPKP, soal kebijakan dalam pengadaan mesin pompa air, dengan sistem penunjukan secara langsung.
"Kalau memang nanti yang terjadi selanjutnya, seperti yang dialami Pak Dahlan Iskan, ya takdir," tandasnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menegaskan pemerintah tidak akan mengimpor bawang merah, karena stok bawang merah di berbagai daerah, seperti Malang, Probolinggo, juga Bojonegoro, masih mencukupi.
"Saya sudah berkeliling ke berbagai daerah bahwa stok bawang merah kita masih mencukupi. Dan lagi, kalau ada impor bawang merah jelas akan merugikan petani," katanya, menegaskan.
Di Bojonegoro, Amran Sulaiman yang didampingi Bupati Bojonegoro Suyoto, memberikan bantuan 22 unit mesin pompa air dan 10 unit mesin pemanen tanaman padi kepada kelompok tani di Kecamatan Kanor.
"Saya juga menambah bantuan sebanyak 300 unit mesin pompa air untuk mengatasi ancaman kekeringan yang melanda 6.000 hektare tanaman padi di Bojonegoro," ucapnya. (*)
Editor : Tunggul Susilo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015