Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak enam pimpinan partai politik (parpol) mengadakan pertemuan mendadak di salah satu hotel di Kota Surabaya, Selasa (23/6) malam, guna membicarakan arah koalisi besar keenam parpol tersebut.
Selain membahas koalisi besar, keenam parpol tesrebut juga membahas antisipasi turunnya rekomendasi DPP PDIP untuk pasangan pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali (Cawali-Cawawali) Kota Surabaya Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana.
"Iya benar. Dalam pertemuan itu kita sepakat koalisi dalam pilkada," kata Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya Syamsul Arifin kepada Antara di Surabaya, Rabu.
Adapun enam partai yang diwakili ketua partai adalah PKB, PAN, Demokrat, Gerindra, Golkar dan PKS. Sedangkan tiga parpol lainnya yang memiliki kursi di DPRD Surabaya yakni Nasdem, Hanura dan PPP tidak ikut dalam pertemuan itu.
"Yang tiga parpol nanti akan diajak juga," kata Syamsul.
Menurut dia, arah pembicaraan enam pimpinan parpol di Surabaya tersebut masih fokus pada koalisi besar parpol. Sedangkan mengenai cawali dan cawawali Surabaya siapa yang akan diusung partai koalisi untuk menghadapi Risma-Whisnu, Syamsul mengatakan belum banyak dibicarakan.
"Itu akan dibicarakan menyusul. Dalam waktu dekat akan ada keputusan paling tidak akhir Juni ini," katanya.
Saat ditanya apakah koalisi besar itu juga seirama dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di tiap-tiap partai, Syamsul menjelaskan hasil pertemuan enam parpol itu akan disampaikan ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan DPP. Begitu juga dengan pertemuan antarparpol yang diprakarsai PDIP di kediaman Wawali Surabaya beberapa hari lalu akan disampaikan ke DPW dan DPP.
Mengenai nasib para bakal cawali dan cawawali yang sudah daftar di masing-masing partai, Syamsul juga masuk dalam pembahasan pertemuan antar-parpol.
"Itu salah satunya yang mesti di detailkan. Prinsipnya kita sepakat belum berbicara calon," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dalam pertemuan itu juga dibahas antisipasi jika Tri Rismaharini tidak dapat rekomendasi dari PDIP, meski ada pernyataan dari Ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana bahwa rekomendasi Risma-Whisnu turun sebelum akhir Juni.
"Kita sudah anggap Risma-Whisnu sudah jalan. Soal dapat rekomendasi dan tidaknya Risma-Wisnu sudah bukan jadi urusan kami," katanya.
Syamsul juga menegaskan pihaknya tidak menunggu turunnya rekomendasi DPP PDIP untuk pasangan Risma-Whisnu, begitu juga antisipasi jika Rismaharini ternyata tidak mendapatkan rekomendasi dari PDIP.
"Untuk apa menunggu, selama ini partai-partai sudah membuka pintu ke Risma, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tapi Risma sama sekali tidak melirik dan tidak mau dilirik oleh parpol," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Selain membahas koalisi besar, keenam parpol tesrebut juga membahas antisipasi turunnya rekomendasi DPP PDIP untuk pasangan pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali (Cawali-Cawawali) Kota Surabaya Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana.
"Iya benar. Dalam pertemuan itu kita sepakat koalisi dalam pilkada," kata Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Surabaya Syamsul Arifin kepada Antara di Surabaya, Rabu.
Adapun enam partai yang diwakili ketua partai adalah PKB, PAN, Demokrat, Gerindra, Golkar dan PKS. Sedangkan tiga parpol lainnya yang memiliki kursi di DPRD Surabaya yakni Nasdem, Hanura dan PPP tidak ikut dalam pertemuan itu.
"Yang tiga parpol nanti akan diajak juga," kata Syamsul.
Menurut dia, arah pembicaraan enam pimpinan parpol di Surabaya tersebut masih fokus pada koalisi besar parpol. Sedangkan mengenai cawali dan cawawali Surabaya siapa yang akan diusung partai koalisi untuk menghadapi Risma-Whisnu, Syamsul mengatakan belum banyak dibicarakan.
"Itu akan dibicarakan menyusul. Dalam waktu dekat akan ada keputusan paling tidak akhir Juni ini," katanya.
Saat ditanya apakah koalisi besar itu juga seirama dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di tiap-tiap partai, Syamsul menjelaskan hasil pertemuan enam parpol itu akan disampaikan ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan DPP. Begitu juga dengan pertemuan antarparpol yang diprakarsai PDIP di kediaman Wawali Surabaya beberapa hari lalu akan disampaikan ke DPW dan DPP.
Mengenai nasib para bakal cawali dan cawawali yang sudah daftar di masing-masing partai, Syamsul juga masuk dalam pembahasan pertemuan antar-parpol.
"Itu salah satunya yang mesti di detailkan. Prinsipnya kita sepakat belum berbicara calon," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dalam pertemuan itu juga dibahas antisipasi jika Tri Rismaharini tidak dapat rekomendasi dari PDIP, meski ada pernyataan dari Ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana bahwa rekomendasi Risma-Whisnu turun sebelum akhir Juni.
"Kita sudah anggap Risma-Whisnu sudah jalan. Soal dapat rekomendasi dan tidaknya Risma-Wisnu sudah bukan jadi urusan kami," katanya.
Syamsul juga menegaskan pihaknya tidak menunggu turunnya rekomendasi DPP PDIP untuk pasangan Risma-Whisnu, begitu juga antisipasi jika Rismaharini ternyata tidak mendapatkan rekomendasi dari PDIP.
"Untuk apa menunggu, selama ini partai-partai sudah membuka pintu ke Risma, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tapi Risma sama sekali tidak melirik dan tidak mau dilirik oleh parpol," katanya. (*)
Editor : Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015