Banyuwangi (Antara Jatim) - Penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur yang dipusatkan di Kabupaten Banyuwangi, 6 hingga 13 Juni 2015, diprediksi menghasilkan transaksi perdagangan di masyarakat sekitar Rp21,44 miliar.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin mengemukakan ajang dua tahunan yang melibatkan lebih dari 9.000 atlet dan ofisialnya dari 38 kabupaten/kota se-Jatim itu telah menggerakkan ekonomi lokal, mulai dari penginapan, makanan, kerajinan, hingga jasa transportasi.

"Alhamdulillah, Porprov Jatim membawa berkah bagi masyarakat," ujarnya .

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Wawan Yadmadi menambahkanp ara atlet dan perangkatnya menginap di 35 hotel, 32 homestay, dan 142 rumah kos.

Berdasarkan kalkulasi panitia, katanya, delegasi dari 38 kabupaten/kota itu mengeluarkan dana Rp 4,2 miliar untuk menginap di Banyuwangi.  Jumlah itu di luar biaya penginapan untuk para pendukungnya karena keluarga atlet juga banyak yang ke Banyuwangi.

Untuk makanan nasi, ajang Porprov melibatkan 24 katering di seluruh Banyuwangi dengan total transaksi katering mencapai Rp 8,1 miliar.

Selain makanan utama, katanya, ribuan atlet dan perangkatnya pasti juga mengonsumsi makanan dan minuman ringan selama di Banyuwangi. Dengan asumsi per orang mengeluarkan Rp30.000 per hari, total transaksi mencapai Rp1,89 miliar.

"Ada pula transaksi jasa sewa kendaraan yang diprediksi mencapai Rp500 juta," ujarnya.

Menurut dia para atlet dan perangkatnya dipastikan membelanjakan uang untuk buah tangan karena mereka mendapat uang saku dari masing-masing daerahnya. Dari transaksi buah tangan alias oleh-oleh serta segala keperluan sehari-hari selama di Banyuwangi, diprediksi ada transaksi Rp6,75 miliar.

"Sehingga total ada transaksi Rp21,44 miliar selama sepekan penyelenggaraan Porprov Jatim. Itu perhitungan dari sisi atlet dan perangkatnya saja, belum termasuk keluarga pendukung atlet atau penonton yang ikut menyaksikan," ucap Wawan.

Bupati Anas mengatakan, acara wisata budaya, wisata alam, atau wisata olahraga menjadi salah satu resep untuk menggerakkan perekonomian lokal di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini secara global dan nasional.

"Saat ini perekonomian secara global dan nasional memang cenderung melambat. Pengusaha menahan ekspansinya, mereka memilih wait and see. Sebenarnya trennya sudah terbaca sejak dua tahun lalu, makanya kami mengantisipasi dengan terus menggelar event wisata, termasuk Porprov yang bisa digolongkan sebagai wisata olahraga, karena transaksinya langsung dinikmati masyarakat. Pemerintah daerah berupaya mencari siasat agar masyarakat tidak ikut-ikutan lesu," tutur Anas.

Sebelum Porprov Jatim, Banyuwangi juga dipercaya menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Jatim (22-30 Mei) yang diikuti sekitar 2.000 peserta dan Pekan Seni Pelajar (PSP) Tingkat Jatim (1-3 Juni) yang diikuti sekitar 5.000 peserta. Adapun beberapa kementerian dalam dua bulan terakhir telah banyak menggelar acara di sejumlah hotel di Banyuwangi dengan melibatkan ratusan orang.

"Kami juga masih akan menggelar sejumlah acara Banyuwangi Festival seperti Jazz Pantai, Festival Gandrung Sewu, dan Banyuwangi Ethno Carnival yang selalu bisa menyedot ribuan wisatawan," ujar Anas.

Meski semarak dengan berbagai acara wisata, Anas memastikan sektor lain tetap menjadi prioritas, terutama pertanian, pendidikan, dan kesehatan. "Kemarin juga digelar jambore varietas melon oleh Kementerian Pertanian di Banyuwangi agar kualitas hortikultura kami semakin membaik. Pertanian tetap menjadi backbone dan lansekap pariwisata kami yang menjual keindahan alam," tambahnya. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015