Surabaya (Antara Jatim) - Kader perempuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Reni Astuti mengaku masih menunggu dan melihat keinginan masyarakat terkait kesiapannya maju sebagai calon Wali Kota Surabaya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang diselenggarakan pada Desember 2015.

"Saat ini masih mendengar saran dan masukan dari masyarakat, khususnya dari daerah pemilihan saya ketika Pemilihan Umum Legislatif 2014," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Tanggapan beragam muncul dari sejumlah masyarakat, seperti menginginkan namanya maju karena dinilai layak bersaing hingga ada yang tidak menyetujui anggota Komisi D DPRD Surabaya tersebut menjadi calon wali kota.

"Ada juga yang meminta agar saya menunda niatan maju dan tidak bersaing dengan Tri Rismaharini di Pilkada sekarang, tapi berikutnya," kata politisi yang sudah dua periode duduk sebagai parlemen tingkat II tersebut.

Kendati demikian, ia sebagai kader mengaku akan melaksanakan apapun perintah ‎partai, termasuk maju sebagai or‎ang nomor satu di "Kota Pahlawan" selama lima tahun ke depan.

"Yang namanya kader maka harus siap selama itu ditugaskan oleh partai," tukasnya.

Nama Reni Astuti masuk sebagai salah satu kader PKS yang lolos dalam penjaringan internal bersama dua nama lain, yakni Ketua Fraksi PKS DPRD Surabaya Akhmad Suyanto dan Ketua DPW PKS Jatim Hamy Wahyunianto.

‎Khusus di Pilkada Surabaya, PKS harus berkoalisi dengan partai politik di parlemen lainnya karena hanya memiliki lima kursi.

Sesuai aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, ‎setiap pengusung pasangan calon wali kota dan wakilnya, minimal harus memiliki 10 kursi di DPRD Surabaya atau 20 persen suara saat Pemilu Legislatif 2014.

"PKS membuka pintu dengan partai lain yang memiliki pandangan searah untuk bersama-sama ‎maju mengusung pasangan calon," ucap Ketua DPW PKS Jatim Hamy Wahyunianto. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015