Surabaya (Antara Jatim) - Pengusaha mebel asal Sidoarjo terancam gagal kirim barang kepada pemesannya di Eropa dan Amerika Serikat secara tepat waktu karena terkendala pasokan listrik.
"Hal itu disebabkan penyelesaian produksi mebel mereka terhambat daya listrik PLN yang sering padam," kata Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Jawa Timur, Nur Cahyudi, ditemui di Surabaya, Kamis.
Ia mengungkapkan, kondisi tersebut dikhawatirkan berdampak terhadap melambatnya peningkatan kinerja ekspor Jatim tahun ini. Apalagi furnitur merupakan salah satu dari 10 komoditas ekspor utama provinsi tersebut.
"Dari total nilai ekspor non migas Jatim sebesar 17,209 miliar dolar AS pada tahun 2014, kontribusi furnitur sedikitnya satu miliar dolar AS dan tahun ini sumbangan furniturpun masih tinggi," ujarnya.
Ia menjelaskan, layanan pasokan daya listrik dari PLN Sidoarjo sejak beberapa bulan terakhir sering padam hingga beberapa jam. Bahkan pemadaman bisa mencapai 12 jam dalam sehari.
"Akibatnya situasi tersebut menghambat proses produk furnitur termasuk produk yang diorientasikan ke pasar internasional. Sementara Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu sentra industri furnitur di Jatim.
"Daerah tersebut terdapat ratusan industri furnitur skala besar, menengah, dan kecil," katanya.
Ia menambahkan, sebagian industri furnitur di Kabupaten Sidoarjo berorientasi ekspor yang aktivitasnya memenuhi pesanan pembeli asal beberapa negara khususnya Eropa, Jepang, dan AS. Mayoritas bahan bakunya berupa kayu maupun nonkayu.
"Tersendatnya layanan pasokan listrik PLN bisa mengakibatkan produsen furnitur tidak bisa menyelesaikan produksi tepat waktu (terlambat). Bahkan merugi karena kena komplain dari mitra bisnis di luar negeri," katanya.
Oleh sebab itu, harap dia, PLN Sidoarjo agar memperbaiki atau mengganti jaringan listrik maupun komponen lainnya yang menyebabkan tersendatnya pasokan daya listrik ke para pelanggan terutama sektor industri. Padahal para pelanggan industri tetap mengandalkan pasokan daya listrik dari PLN meskipun tarifnya terus mengalami kenaikan.
"Di sisi lain, penggunaan genset justru lebih mahal seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk sektor industri," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, sebut dia, nilai ekspor nonmigas Jatim pada tahun 2014 sebesar 17,209 miliar dolar AS dengan tujuan utama Jepang, AS, dan Eropa. Komoditas perhiasan menduduki peringkat pertama dan furnitur masuk dalam jajaran 10 komoditas utama ekspor.
"Nilai ekspor furnitur Jatim tahun lalu sedikitnya satu miliar dolar AS dan tahun ini diperkirakan masih cukup tinggi seiring masih banyaknya order dari pembeli asing," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Hal itu disebabkan penyelesaian produksi mebel mereka terhambat daya listrik PLN yang sering padam," kata Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Jawa Timur, Nur Cahyudi, ditemui di Surabaya, Kamis.
Ia mengungkapkan, kondisi tersebut dikhawatirkan berdampak terhadap melambatnya peningkatan kinerja ekspor Jatim tahun ini. Apalagi furnitur merupakan salah satu dari 10 komoditas ekspor utama provinsi tersebut.
"Dari total nilai ekspor non migas Jatim sebesar 17,209 miliar dolar AS pada tahun 2014, kontribusi furnitur sedikitnya satu miliar dolar AS dan tahun ini sumbangan furniturpun masih tinggi," ujarnya.
Ia menjelaskan, layanan pasokan daya listrik dari PLN Sidoarjo sejak beberapa bulan terakhir sering padam hingga beberapa jam. Bahkan pemadaman bisa mencapai 12 jam dalam sehari.
"Akibatnya situasi tersebut menghambat proses produk furnitur termasuk produk yang diorientasikan ke pasar internasional. Sementara Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu sentra industri furnitur di Jatim.
"Daerah tersebut terdapat ratusan industri furnitur skala besar, menengah, dan kecil," katanya.
Ia menambahkan, sebagian industri furnitur di Kabupaten Sidoarjo berorientasi ekspor yang aktivitasnya memenuhi pesanan pembeli asal beberapa negara khususnya Eropa, Jepang, dan AS. Mayoritas bahan bakunya berupa kayu maupun nonkayu.
"Tersendatnya layanan pasokan listrik PLN bisa mengakibatkan produsen furnitur tidak bisa menyelesaikan produksi tepat waktu (terlambat). Bahkan merugi karena kena komplain dari mitra bisnis di luar negeri," katanya.
Oleh sebab itu, harap dia, PLN Sidoarjo agar memperbaiki atau mengganti jaringan listrik maupun komponen lainnya yang menyebabkan tersendatnya pasokan daya listrik ke para pelanggan terutama sektor industri. Padahal para pelanggan industri tetap mengandalkan pasokan daya listrik dari PLN meskipun tarifnya terus mengalami kenaikan.
"Di sisi lain, penggunaan genset justru lebih mahal seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk sektor industri," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, sebut dia, nilai ekspor nonmigas Jatim pada tahun 2014 sebesar 17,209 miliar dolar AS dengan tujuan utama Jepang, AS, dan Eropa. Komoditas perhiasan menduduki peringkat pertama dan furnitur masuk dalam jajaran 10 komoditas utama ekspor.
"Nilai ekspor furnitur Jatim tahun lalu sedikitnya satu miliar dolar AS dan tahun ini diperkirakan masih cukup tinggi seiring masih banyaknya order dari pembeli asing," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015