Oleh Juwita Trisna Rahayu
Jakarta (Antara) - Revitalisasi alur pelayaran barat Surabaya (APBS) mendongkrak muatan kapal barang hingga dua kali lipat dari sebelumnya yang akan berdampak pada daya saing logistik nasional, sehingga berpengaruh pada harga jual barang ke konsumen, kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto.
Djarwo dalam diskusi yang bertajuk "Revitalisasi APBS dan Terminal Teluk Lamong" di Jakarta, Selasa mengatakan, dengan revitalisasi tersebut, daya saing Indonesia sebagai negara maritim akan semakin meningkat, khususnya di bidang logistik dan kepelabuhanan.
Pasalnya, dia mengatakan kapal-kapal pengangkut peti kemas yang selama ini hanya mampu mengangkut muatan 1.500 TEUs, kini dapat membawa 3.000 TEUs.
"Dulu APBS hanya bisa dilalui kapal-kapal berukuran 15.000 'deadweight tonnage' (DWT), pascarevitaliasi kapal-kapal yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnnya bisa mencapai 80.000 DWT," ungkapnya.
Menurut Djarwo, kondisi tersebut sangat menguntungkan, bukan hanya bagi Pelindo III, tetapi juga bagi pelabuhan-pelabuhan dan industri yang ada di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak.
Pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik, misalnya, lanjut dia, sebelum revitalisasi kapal-kapal mereka hanya mampu membawa fosfat 15 ribu ton, dengan alur yang memadai mereka dapat mendatangkan kapal-kapal bermuatan fosfat 60 hingga 80 ribu ton.
APBS sendiri adalah akses masuk ke kawasan Pelabuhan Tanjung Perak dan sekitarnya yang direvitalisasi dengan cara diperdalam dan diperlebar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015