Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berencana membuat sumur bor dengan memanfaatkan data survei "geolistrik", di daerah yang rawan kekeringan untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga di musim kemarau. "BPBD sudah menyiapkan sebuah mesin pembuat sumur bor untuk memperoleh air bersih di daerah rawan kekeringan di musim kemarau," jelas Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Selasa. Ia menjelaskan mesin pembuat sumur bor itu, yang akan dimanfaatkan untuk membuat sumur bor berkedalaman sekitar 50 meter di daerah yang rawan kekeringan dengan memanfaatkan hasil survei "geolistrik". Sesuai hasil survei "geolistrik" itu, menurut dia, bisa diketahui koordinat yang tepat lokasi yang akan dilakukan pengeboran untuk memperoleh sumber air di daerah yang rawan kekeringan. "Dari survei "geolistrik" ini bisa diketahui titik daerah yang memiliki potensi sumber air. Yang jelas untuk membuat sebuah sumur bor dengan kedalaman sekitar 50 meter hanya butuh waktu singkat," paparnya. Oleh karena itu, menurut dia, pembuatan sumur bor akan dilakukan berpindah-pindah di daerah yang rawan kekeringan, dengan catatan untuk pompa penyedot air dan jaringan pipa disediakan desa atau kecamatan. Sesuai data di pemkab, daerah setempat yang rawan kekeringan di musim kemarau yaitu di 52 desa yang tersebar di 17 kecamatan, antara lain, di Kecamatan Gondang, Sugihwaras, Ngraho, Kedewan, Ngasem dan kecamatan lainnya. Hanya saja, lanjut dia, survei "geolisrik" yang dilakukan Badan Energi dan Sumber Daya Alam (ESDA) Pemkab, belum mencakup seluruh desa yang rawan mengalami kekeringan di musim kemarau. "Survei "geolistrik" baru menjangkau 19 desa di sejumlah kecamatan yang sudah kita ketahui koordinat lokasi yang memiliki potensi sumber air," jelas dia. Dengan demikian, lanjut dia, mengantisipasi kesulitan air bersih bagi warga yang daerahnya rawan kekeringan, dan belum bisa dibuatkan sumur bor, tetap dilakukan dengan mendistribusikan air bersih. "Kami tidak bisa menyebutkan besarnya alokasi anggaran untuk membuat sumur bor. Ya paling tidak kalau Rp100 juta lebih," tuturnya. Ia menambahkan sesuai prakiraan yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Juanda, Surabaya, di daerahnya saat ini sudah masuk musim kemarau."Tapi belum ada laporan ada warga yang kesulitan air bersih," ucapnya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015