Surabaya (Antara Jatim) - Produsen semen, Holcim Indonesia mencatat penurunan pendapatan sebanyak lima persen menjadi Rp2,25 triliun pada kuartal I/2015 karena pasar semen di Tanah Air kian melemah pada periode tersebut.
"Akibatnya, kami juga mengalami penurunan volume penjualan sebesar tujuh persen pada tiga bulan pertama tahun 2015 dibandingkan periode yang sama tahun 2014," kata Chief Financial Officer Holcim Indonesia, Kent Carson, di Surabaya, Jumat.
Secara umum, ungkap dia, industri semen nasional mengalami tantangan berat. Khususnya dengan kondisi ekonomi yang mengalami penurunan. Kemudian, kekosongan stimulus belanja fiskal yang diharapkan untuk peningkatan infrastruktur.
"Tapi, pada waktu yang sama persaingan bisnis semakin meningkat secara signifikan. Penyebabnya, banyak pemain baru yang patut diperhitungkan," ujarnya.
Dampaknya, jelas dia, telah menyebabkan kelebihan pasokan di pasar. Padahal, dari sisi biaya kian meningkat. Untuk menyikapi kondisi itu maka perusahaan telah mempertimbangkan langkah-langkah untuk menurunkan pengeluaran tambaha dan meningkatkan produktivitas.
"Kami telah menginisiasi beberapa program pada tahun 2015 untuk merampingkan biaya operasional," katanya.
Selain itu, tambah dia, pihaknya juga memastikan bahwa perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien. Hal itu dikarenakan penurunan biaya agar dapat mempertahankan keuntungan dalam kondisi pasar yang melemah seperti sekarang.
"Kami yakin berbagai langkah itu dapat membantu kinerja bisnis guna menghadapi masa depan," katanya.
Ia berharap, sektor konstruksi dapat kembali positif dalam waktu dekat. Keoptimisan itu seiring direalisasikannya rencana infrastruktur Pemerintah dan berbagai proyek perumahan dan properti komersial yang sangat dibutuhkan saat ini.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015