Ponorogo (Antara Jatim) - Sebanyak tujuh rumah warga di Desa Pohijo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terancam ambles akibat tanah retak yang terjadi di wilayah desa setempat. Kepala Desa Pohijo, Hartanto, Rabu, mengatakan, di wilayahnya telah terjadi retakan tanah dengan rekahan selebar 10 Cm hingga 50 Cm dan panjang lebih dari 1 Km di areal seluas tiga hektare. "Desa kami sebagian berada di daerah perbukitan. Ada retak panjang di situ dan itu membahayakan tujuh rumah warga yang tinggal di sekitarnya. Memang rumahnya jarang di situ, tapi tetap membayakan," ujar Kepala Desa Pohijo Hartanto, kepada wartawan. Menurut dia, retakan tersebut sudah lama terjadi. Tiap hari, retakan tersebut semakin lebar dan rawan longsor meskipun longsoran tidak mengenai permukiman. Dari tujuh kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan tersebut, satu KK telah dievakuasi. Yaitu Mbah Slamet yang rumahnya sudah terbelah dan ambruk. Mbah Slamet kini tinggal dengan keluarganya di desa setempat yang tak jauh dari rumahnya. Pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke BPBD Ponorogo, namun warga sekitar tetap cemas jika retakan tanah semakin lebar. "Kami sudah lapor ke kecamatan, sampai ke kabupaten. Lalu BPBD juga sudah meninjau dan dilakukan penutupan lubang. Tetapi setelah terjadi hujan deras beberapa hari ini, rekahan menganga lagi sehingga kami semakin cemas," kata Hartanto. Jika hujan turun sangat deras, warga sekitar terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya yang dinilai lebih aman. Hal itu untuk menghindari jika sewaktu-waktu bangunan rumahnya ambles. Ia menambahkan, BPBD telah menyarankan agar warga segera pindah dari daerah berbahaya tersebut. Namun, warga masih bertahan karena belum menemukan tanah pengganti lahan yang mereka tempati saat ini. Pantauan warga, gerakan tanah di lokasi tersebut akan semakin cepat bila hujan deras turun. Namun longsoran tanah yang terjadi tidak terlalu cepat karena kemiringan lahan tidak terlalu terjal. Warga berharap, pemerintah daerah setempat segera membantu memberikan solusi atas bencana yang mengancam tersebut. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015