Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyatakan pengambilalihan aset lahan Taman Remaja Surabaya (TRS) seluas 1,7 hektare dari PT Star nantinya untuk membuka peluang pengembangan Taman Hiburan Remaja (THR) yang selama ini seperti mati suri. "Nilai aset lahan di sana itu besar, karena lokasinya di tengah kota, sedangkan berdasarkan perjanjian awal kita dengan PT Star itu kita cuma dapat bagian kecil, hanya 30 persen. Padahal nilai investasi di sana itu besar sekali," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Sabtu. Menurut dia, alasan utama yang tidak bisa dikesampaingkan dari pembubaran PT Star adalah masalah kerugian pemkot. Pemkot, lanjut dia, mau saja melakukan revisi atau addendum atas perjanjian tersebut. Akan tetapi, lanjut dia, komunikasi yang coba dibangun oleh pemkot dengan pihak perusahaan tersnyata tidak semulus yang diperkirakan. Pemkot sudah berulang kali mengirimkan surat untuk mengajukan adanya embicaraan dan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Namun, sampai saat ini surat tersebut tidak medapatkan tanggapan dari pihak perusahaan. Hal ini disebabkan lantaran pemilik PT Star TRS yang ada di luar negeri sehingga sulit untuk diajak berkoordinasi. Oleh sebab itu, pemkot akhirnya merasa sudah cukup sabar lantaran tidak bisa diajak komunikasi, sehingga pemkot mengambil langkah penghentian pemberian izin hak guna bangunan (HGB) pada tahun 2006 lalu. Sehingga dikatakan Risma, pumutusan kontrak dan pengambilalihan asset TRS bagi pemkot sudah final dan tidak bisa diganggu gugat. Termasuk tentang PT Star TRS yang berupaya untuk mengusulkan opsi peninjauan kembali terkait perjanjian. "Mereka tidak bisa seenaknya sendiri mengusulkan penyelesaian masalah begitu saja. Kita juga tidak salah dong kalau kita ingin mengambil lagi asset kita. Kita ini mencari keadilan," katanya. Lebih lanjut, Risma menegaskan bahwa setelah aset kembali ke tangan pemkot, pihaknya akan menggunakan aset itu untuk pengembangan THR. Sebagaimana diketahui, aset taman hiburan milik pemkot THR sampai saat ini memang sepi dan seolah mati suri. Kegiatan di THR hampir sudah tidak diketahui masayarakat Surabaya. Hal ini dikatakan Risma lantaran akses masuk THR yang tersembunyi, yaitu di belkarang Hi Tech Mall. Memanng pemkot dulu sempat berniat untuk menghentikan kontrak dengan Hitech Mall. Namun, saat Risma menjabat, kontrak dengan Hi Tech mall sudah terlebih dahulu diperbarui pada tahun 2009. "Kalau TRS sudah kembali ke kita, kita akan buat flow agar THR itu hidup. Jadi masuknya bisa lewat jalan TRS, keluarnya baru lewat THR," terang Risma. Selain itu, Risma menjelaskan bahwa menghidupkan THR ini juga untuk menghidupkan seniman-seniman yang selama ini kurang terwadahi di THR. Meski pemkot sudah memberi fasilitas tampil dua minggu sekali di Balai Budaya, namun, menurut Risma para seniman masih membutuhkan rumah yang nantinya dimaksudkan akan ditempatkan di THR tersebut. "Yang penting kita tarik dulu aset kita dari PT Star," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015