Trenggalek (Antara Jatim) - Sejumlah nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mengeluhkan keberadaan tempat pelelangan ikan (TPI) setempat yang lebih mirip pasar karena harga jual ikan sangat mudah "dipermainkan" pedagang. "Menurut kami ini bukan TPI, tapi lebih tepat disebut pasar ikan," kata Didik (30), salah seorang nelayan setempat, Kamis. Kritik dan keluhan serupa disampaikan beberapa nelayan lain yang mengaku sering dirugikan dengan fluktuasi harga ikan saat hasil tangkapan mereka dimasukkan ke TPI Prigi. Ketika tangkapan melimpah, ungkap nelayan lain Arif Budiman (45), harga ikan langsung drop (turun). Sementara saat tangkapan sedikit seperti sekarang, lanjut dia, harga ikan di TPI Prigi otomatis terkerek naik. "Namanya tempat pelelangan, harusnya ada penawaran harga ikan yang dilelang sehingga hanya penawar tertinggi yang berhak membeli. Ini di TPI sini tidak begitu, saat ikan diturunkan harga sudah ditentukan sekian ribu rupiah per kilogram ataupun per keranjang," kata Arif dan Didik. Kedua nelayan ini mencurigai adanya permainan jaringan pedagang lokal yang sengaja menghalangi pedagang luar daerah masuk dan bertransaksi langsung di TPI Prigi. "Pedagang luar bisa saja masuk dan membeli produk tangkapan ikan nelayan di TPI Prigi, tapi harus melalui pedagang lokal," ungkap Arif. Menurut Arif dan Didik, politik isolasi dalam aktivitas perdagangan ikan di Pelabuhan Prigi sudah berlangsung bertahun-tahun. Dampaknya, kata dia, harga ikan dengan mudah dipermainkan pedagang. Para tengkulak ikan bisa membeli dengan harga murah dari nelayan, lalu bisa menjualnya ke luar daerah dengan keuntungan berlipat. "Sayangnya otoritas pelabuhan (kantor kelautan dan perikanan) tidak pernah melakukan intervensi pasar untuk menghindari nelayan dirugikan dengan sistem pasar ikan di TPI Prigi," kritik Didik. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015