Kediri (Antara Jatim) - Kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Kediri, Jawa Timur, menargetkan mampu menarik lebih dari 2.500 agen laku pandai selama 2015, sebagai upaya memudahkan nasabahnya mendapatkan pelayanan nontunai dari perbankan. "Saat ini masih 362 agen, itu mulai satu tahun lalu, sejak Agustus 2014. Kami benahi alat agar ke depan banyak agen mendaftarkan diri," kata Manajer Kredit Bisnis Mikro Kantor BRI Cabang Kediri Bekti Rahayu di Kediri, Rabu. Ia mengatakan, selama ini target nasabah yang menjadi agen laku pandai adalah para pedagang. Mereka dipastikan mempunyai persediaan uang setiap hari, sehingga mereka pun bisa memanfaatkan untuk usaha lainnya, salah satunya dengan menjadi agen laku pandai. "Daripada disetor ke bank, dia (agen laku pandai) bisa pasarkan dalam bentuk tarik tunai," katanya. Pihaknya juga mengatakan, agen yang sudah terdaftar berasal dari berbagai daerah di Kediri. Bukan hanya di wilayah kota, melainkan juga di pelosok yang jauh dari jangkauan langsung bank ataupun dari anjungan tunai mandiri (ATM). Hal itu dikarenakan memenuhi kebutuhan. Tidak jarang kebutuhan dirasa sangat mendesak, sementara jauh dari bank ataupun ATM. Untuk itu, dengan adanya agen laku pandai yang ada di setiap pelosok, dipastikan bisa lebih mudah memberikan pelayanan kepada nasabahnya. Ia juga mengatakan, operasional untuk agen juga tidak terlalu rumit, bahkan bisa memanfaatkan telepon seluler. Agen pun juga bisa mendapatkan keuntungan dari transaksi yang dilakukan, yang diberikan oleh bank. Pihaknya mengatakan, respon masyarakat akan adanya agen laku pandai ini juga cukup bagus. Pengguna transaksi diketahui bisa mencapai 80 persen per bulan. Mereka memanfaatkan jasa layanan nontunai. Secara nominal, dari transaksi itu bisa mencapai angka Rp2,3 miliar, jauh jika dibandingkan sebelum ada kebijakan pemanfaatan transaksi nontunai, dimana saat itu nominal transaksi hanya sekitar Rp200 juta per bulan. "Dulu transaksi paling Rp100-200 juta per bulan, dan kami sempat rugi, namun setelah berjalan enam bulan sudah mulai dirasakan (pertumbuhan transaksi)," katanya. Pihaknya terus berupaya memberikan layanan terbaik pada nasabahnya, serta memperbaiki fasilitas untuk agen laku pandai. Dipastikan dengan perbaikan kualitas itu, banyak agen akan mendaftar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai adanya program laku pandai bisa menghemat operasional bank, dan bisa menjalin relasi yang menguntungkan dengan para agen, yang merupakan kepanjangan tangan pelayanan perbankan. Untuk program laku pandai, sampai saat ini sudah 17 bank umum yang mengajukan permohonan ke OJK menjadi penyelenggara laku pandai. Dari jumlah itu, empat di antaranya sudah mendapatkan persetujuan OJK, yaitu BRI, Bank Mandiri, BTPN, dan BCA. Di wilayah OJK Kediri, direncanakan akan ada hampir 7 ribu agen laku pandai yang tersebar di sejumlah daerah wilayah keresidenan Kediri dan Madiun. Secara nasional, ditargetkan ada 350 ribu agen laku pandai terbentuk dan bisa melayani masyarakat. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015