Surabaya (Antara Jatim) - Calon rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom MS menggagas universitas itu sebagai "World Health University" atau Universitas Kesehatan Dunia. "Saya sudah punya 34 publikasi internasional, lalu 1.161 paper internasional dari 38 negara sudah melakukan sitasi publikasi saya itu, sehingga Unair itu sudah 'world class university' (WCU)," katanya saat mengikuti Uji Masyarakat Kampus di kampus setempat di Surabaya, Selasa. Uji Masyarakat Kampus pada hari ketiga itu diikuti tiga calon yakni Prof Nidom (FKH), Prof dr Djoko Santoso SpPD-KGH PhD FINASIM (FK) dan Dr M Nafik Hadi Ryandono (FEB). Menurut Prof Nidom yang juga Ketua Avian Influenza Research Center (AIRC) itu, WCU yang sudah diperjuangkan rektor sekarang Prof Fasich itu harus ditingkatkan, karena itu kekhasan Unair dalam ilmu kesehatan harus ditonjolkan. "Karena itu, Unair sudah saatnya menjadi pusat rujukan dalam ilmu kesehatan dengan menjadi 'World Health University', karena Unair selama ini memang sudah dikenal dalam riset-riset kesehatan seperti TBC, DBD, dan sekarang dengan riset steam cell," katanya. Oleh karena itu, penanggung jawab Laboratorium BSL-3 Unair itu menilai ilmu kesehatan harus menjadi lokomotif dalam pengembangan Unair dengan mengedepankan tradisi riset dalam seluruh program studi yang ada, termasuk prodi-prodi sosial dan sains. "Gairah riset itu harus dimulai dari rekrutmen mahasiswa dengan tes psikologi untuk membidik calon peneliti, lalu dosen juga harus memiliki target riset dan Unair memiliki Dewan Guru Besar serta Kampus D harus menjadi Pusat Inkubator Riset untuk mengawal tradisi riset itu," katanya. Sementara itu, calon rektor Dr M Nafik Hadi Ryandono dari FEB menyatakan Unair sesuai dengan motto "Excellent with Morality" harus mengemas unggulan yang dimiliki dengan konsep syariah dan kurikulum berkarakter. "Misalnya, rumah sakit yang dikembangkan Unair haruslah merupakan Rumah Sakit Syariah. Contohnya, ibu-ibu yang melahirkan harus ditangani dokter dan perawat perempuan, bukan laki-laki," katanya. Selain itu, Unair harus mengembangkan kurikulum berkarakter. "Kalau perlu, 10 persen mata pelajaran pada semua prodi harus memiliki pembelajaran soft skills, karena hal itu penting untuk pembentukan karakter," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015