Pamekasan (Antara Jatim) - Lima jenis kesenian tradisional Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, direkomendasikan agar masuk dalam destinasi Pariwisata Budaya di wilayah itu. "Rekomendasi itu disampaikan peserta forum dalam acara seminar dan workshop pengembangan ekonomi kreatif yang berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 6 dan berakhir tadi sore," kata Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Pamekasan Basri Yulianto, Rabu. Kelima jenis kesenian tradisional Pamekasan yang direkomendasikan agar menjadi agenda destinasi pariwisata itu, masing-masing kesenian Sapi Sonok, Tari Topeng Gethak, Kesenian Sapi Taccek, dan Tari Ronding dan Musik Saronen. Dalam kegiatan seminar dan workshop bertajuk "Menuju Kota Kreatif, Mengembangkan Industri Kreatif Untuk Menghadapi Masyatakat Ekonomi Asean (MEA) 2015" yang digelar Bagian Perekonomian Pemkab Pamekasan itu, mengundang perwakilan pengusaha dan pelaku ekonomi kreatif se-Kabupaten Pamekasan. Selain sebagai bentuk persiapan menyambut perberlakukan "Masyatakat Ekonomi Asean (MEA)" yang akan diberlakukan pada akhir 2015 ini, seminar dan workshop itu juga dimaksudkan, untuk menggali wawasan, sekalikus meminta masukan dari peserta, tentang jenis ekonomi kreatif yang perlu diperioritas Pemkab Pamekasan. "Hasil, dari seni budaya, merekomendasikan empat jenis kesenian itu," terang Basri. Rekomendasi lima jenis kesenian tradisional agar dijadikan destinasi pariwisata oleh Pemkab Pamekasan itu, berdasarkan penilaian sekala perioritas, setelah dilakukan kajian mengenai peluang dan tantangannya, serta identitas khas budaya, sebagai hasil kreasi warga lokal Pamekasan. "Setelah dilakukan kajian dan analisa itu, maka dari bidang seni budaya, muncul lima rekomendasi itu," terang Basri. Sapi Sonok masik dalam kategori agresif dengan hasil nilai 6,00 pada faktor eksternal dan 6,70 pada faktor internal. Musik Saronen menempati posisi kompetitif dengan nilai 4,80 pada bidang eksternal dan internal 5,25. Sementara Tari Topeng Gethak masuk dalam kategori kompetitif dengan nilai eksternal 4,30, dan nilai internal 5,25. Seni Sape Taccek juga masuk dalam kategori nilai kompetitif dengan nilia eksternal 4,45, dan nilai internal 5,45. "Begitu juga dengan Tari Ronding juga masuk dalam kategori kompetitif," kata Basri. Nilai yang diperoleh dalam skala penilaian berdasarkan analisa, peluang, dan tantangan yang dilakukan peserta seminar dan workshop itu 4,25 untuk bidang eksternal 5,25 untuk bidang internal. Selain karena memiliki nilai bagus, kelima jenis kesenian tradisional itu, juga merupakan kesenian asal Pamekasan. "Kalau karapan sapi kan asal mulanya dari Kabupaten Sumenep. Makanya, tidak direkomendasikan sebagai destinasi wisata budaya di Pamekasan," kata Basri. Nilai kompetitif dan agresif pada lima jenis kesenian tradisional Pamekasan itu, sebagai pijakan bagi daerah (pemkab) untuk mengambil kebijakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. "Yakni menjadi populer dan masyarakat luas, sehingga pada akhirnya benar-benar menjadi destinasi pariwisata budaya di Kabupaten Pamekasan ini," kata fasilitaror Seminar dan Workshop dari Markplus Institute, Setyo Riyanto. Pria yang juga Director Professional Certification, Indonesia Marketing Association (IMA) ini lebih lanjut menjelaskan, dengan mengetahui posisi, kelima jenis kesenian tradisional itu, maka upaya untuk memasarkan kesenian tradisional Pamekasan kepada masyarakat luas, hingga mereka tertarik untuk datang menyaksikan seni tradisional yang ada di wilayah itu, akan lebih mudah. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015