Kediri (Antara Jatim) - Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyatakan siap membantu TNI maupun Polri dalam mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai ancaman termasuk adanya kelompok radikal. "Banser (badan otonom dari GP Ansor) siap menyatu dengan TNI dan Polri untuk amankan NKRI, membentengi baik fisik ataupun ideologi dari yang menyesatkan," kata Ketua GP Ansor Kabupaten Kediri Munasir Huda di Kediri, Minggu. Munasir yang ditemui dalam kegiatan kirab dan unjuk kebolehan anggota banser, pemuda NU, serta pelajar Kabupaten Kediri di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri terkait peringatan hari lahir GP Ansor ke-81 mengatakan lembaga ini mempunyai komitmen dan kepedulian yang kuat demi membela Tanah Air dari berbagai hal yang merongrongnya. Terlebih lagi, dalam sejarahnya, GP Ansor juga tidak bisa lepas dari ikut membela NKRI dari penjajah asing. Mereka juga tidak segan mengangkat senjata demi mempertahankan kemerdekaan. Saat ini, lanjut dia, Indonesia mendapatkan berbagai macam gempuran dari kelompok-kelompok radikal, seperti ISIS. Mereka mengancam keutuhan bangsa. Selain itu, mereka juga membawa misi yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila. "Musuh sekarang itu, pemuda saat ini berada di pusaran radikalisme, melakukan kekerasan atas nama agama," katanya. Dalam kegiatan itu, anggota banser melakukan latihan baris berbaris dan melakukan atraksi. Mereka memeragakan latihan kedisiplinan. Selain itu, juga terdapat atraksi dari pemuda NU lainnya, di antaranya adalah pagar nusa, yang merupakan pencak silat di bawah NU. Anggota Pagar Nusa melakukan atraksi yang menguji ilmu kekebalan tubuh, di antaranya berjalan di atas pecahan kaca, di atas duri, dihantam dengan menggunakan potongan bambu, batu bata, bahkan dilindas dengan kendaraan sepeda motor. Sejumlah anggota terlihat sempat terluka dalam atraksi itu. Tubuh mereka mengeluarkan darah, tapi tidak terlalu banyak. Bahkan, pecahan kaca yang juga digunakan sebagai ajang unjuk kebolehan juga tidak tertancap di tubuh mereka dan hanya menggoresnya. Adanya jringan Islam radikal sudah mulai terlihat di Indonesia. Tim Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri telah menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat jaringan ISIS. Dari sejarah, ISIS muncul di negara Timur Tengah, dengan dalih membawa isu agama. Konsep yang mereka bawa adalah konsep khilafah, mendirikan negara Islam. Itu tercermin dalam dua huruf yakni I (islamic) dan S (state). ISIS ditolak di Indonesia, sebab bertolak belakang dengan ideologi Pancasila. Dalam aksinya, ISIS tidak segan berbuat nekat. ISIS dituduh bertanggung jawab atas banyak pembantaian warga sipil, pengeboman bunuh diri, penyanderaan wanita dan anak-anak, serta eksekusi dan pemenggalan terhadap tahanan. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015