Kediri (Antara Jatim) - Kantor Bank Indonesia Kediri mendorong perkembangan industri tenun ikat di Kediri lebih berkembang, di antaranya dengan melakukan pendampingan usaha tersebut. "Kami kembangkan komoditas tenun, karena memiliki keunikan produk," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto ditemui dalam acara pencanangan kampung industri tenun ikat di Kantor Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jumat. Ia mengatakan, pengembangan industri tenun ini sudah melalui pertemuan dalam forum pengembangan usaha kecil dan industri keuangan di Kediri. Selain melihat keunikan produk, juga jumlah UMKM yang terlibat serta jumlah tenaga kerja. Pihaknya juga mengatakan, dalam industri itu terlihat antusiasme pelaku usaha untuk terus mengembangkan usaha mereka. Produk tenun ikat itu merupakan usaha yang dilakukan secara turun temurun. Usaha itu juga banyak berdiri di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, yang awalnya sampai ratusan, namun saat ini yang mampu bertahan hanya puluhan industri saja. Saat ini, terdapat 139 mesin tenun yang tersebar di sejumlah perajin tenun yang berpusat di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri itu. Jumlah pelaku UMKM itu juga beragam, ada sedikit, ada yang sampai puluhan. Dari usaha kerajinan itu, diketahui mampu menyerap sampai 210 tenaga kerja. Ia mengatakan, produksi tenun di Kediri masih terkendala dengan minimnya jumlah mesin. Padahal, permintaan cukup besar, sehingga BI Kediri melakukan pendampingan dengan memberikan bantuan mesin tenun. Ada 11 mesin tenun yang diserahkan ke koperasi perajin tenun ikat itu, dan nantinya diharapkan bisa menambah jumlah produksi. Pihaknya juga mengatakan, BI tidak hanya melakukan pemberian bantuan mesin saja, tapi terus melakukan pendampingan secara teratur. Kegiatan itu dengan melakukan penguatan bisnis, studi banding, agar meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi. BI, kata dia, juga berharap produk ini bisa dipatenkan dan menjadi produk khas atau unggulan Kediri, bahkan Jatim. Ia tidak ingin, kain tenun yang dari Kediri ini justru dipatenkan daerah atau pihak lain. Sementara itu, perajin tenun ikat di Kediri mengaku senang mendapatkan bantuan tambahan berupa mesin tenun. Nantinya, mesin itu akan diberikan secara merata pada anggota, sehingga bisa menambah kapasitas produksi tenun mereka. Perajin tenun di Kediri memang mengaku terkendala terbatasnya jumlah mesin, sehingga belum bisa melayani permintaan pelanggan dengan maksimal. "Inilah yang kami tunggu, dan kami berharap tenun ikat semakin dikenal masyarakat," kata Siti Rukayah, salah seorang perajin tenun di Kediri (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015