Jember (Antara Jatim) - Kabupaten Jember, Jawa Timur, kembali mengalami angka deflasi di bulan Februari 2015 sebesar 0,54 persen akibat turunnya harga bahan bakar minyak pada bulan Januari 2015.
"Turunnya harga BBM pada 16 Januari lalu memang masih punya andil besar terhadap deflasi pada bulan Februari," kata Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jember, Lukman Hakim di Jember, Sabtu.
Sebelumnya, Jember mengalami deflasi pada bulan Januari 2015 sebesar 0,24 persen karena didorong penurunan harga premium dan solar yang memengaruhi penurunan harga kebutuhan pokok.
"Kabupaten Jember mengalami deflasi untuk kedua kali pada kurun waktu dua bulan pada awal tahun 2015," tuturnya.
Menurut dia, angka deflasi sebesar 0,54 persen tersebut didorong oleh turunnya kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 1,85 persen dan disusul dengan Kelompok Bahan Makanan dengan andil sebesar 1,37 persen.
"Selain faktor penurunan harga BBM, penurunan harga pada sejumlah komoditas juga dipengaruhi oleh pola konsumsi masyarakat. Konsumsi masyarakat cenderung menurun, maka laju inflasi juga bisa terkendali," paparnya.
Angka deflasi yang terjadi di Jember tersebut lebih tinggi dibandingkan deflasi yang terjadi di Jawa Timur sebesar 0,52 persen dan nasional sebesar 0,36 persen.
"Secara tahunan (year of year), Jember mengalami inflasi sebesar 5,34 persen, lebih rendah dibandingkan Jawa Timur sebesar 6,00 persen dan nasional sebesar 6,29 persen," katanya.
Pada bulan Februari 2015, seluruh kabupaten/kota IHK di Jawa Timur mengalami deflasi dan Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang mengalami deflasi tertinggi yakni sebesar 1,02 persen.
Kemudian diikuti Kediri 0,83 persen, Malang 0,57 persen, Sumenep 0,56 persen, Jember 0,54 persen, Madiun 0,51 persen, dan deflasi terendah terjadi di Surabaya dan Probolinggo masing-masing sebesar 0,42 persen.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015