Cuk adalah ungkapan misuh (umpatan) khas Arek Surabaya, namun "cuk" itu ternyata tidak selalu berarti umpatan. "Cuk itu bisa mengandung tiga makna yaitu pujian, sapaan, dan bisa juga marah," ucap Cak Ikin, sang pembuat animasi Suro dan Boyo dari Gathotkacastudio. Bersama Hendri Wahana (Animator, Motion Graphic Artist, dan Managing Director MOTIONANTHEM) dalam Workshop Animasi dan Film Pendek SMA/SMK se-Jatim di Universitas Narotama Surabaya (21/2), ia menyebut beberapa contoh. Contohnya, misuh yang berarti pujian adalah ketika ada cewek cantik yang lewat, lalu Arek Suroboyo berkomentar "Juuaaaancuuukkk reekkk ayuuunee" (Jancuk, Cantiknya, Rek). Untuk misuh yang berarti sapaan itu bertujuan untuk keakraban. "Juuaaaancuukkk Kon nang Endi ae... Yok Opo Kabare" (Jancuk, Kemana saja, bagaimana kabarmu). "Kalau misuh yang berarti marah ya tahu sendirilah...," tuturnya, sambil tersenyum, dalam acara untuk memeriahkan Dies Natalis ke-34 Universitas Narotama itu. Terkait animasi Suro dan Boyo, Cak Ikin mengaku ingin menunjukkan bahwa tidak semua orang Surabaya itu suka misuh. "Karakter Suro dalam film animasi menunjukkan orang Surabaya yang jarang misuh, tapi sesekali juga misuh untuk keakraban," ungkapnya . Lain halnya dengan karakter Boyo dalam film animasi itu memang suka misuh. "Jangan salah, orang Surabaya yang suka misuh itu belum tentu jelek. Boyo itu setia kawan," paparnya. Dengan dua karakter yang mewakili semua orang Surabaya itu, Cak Ikin ingin menunjukkan bahwa tidak semua orang Surabaya itu suka misuh dan tidak semua orang yang suka misuh itu jelek. "Yang penting, kita harus punya karakter, karena karakter itulah yang menentukan kita bisa merdeka atau tidak, kita bisa unggul dalam MEA atau tidak. Arek Suroboyo ingin merdeka dan unggul," tandasnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015