Surabaya (Antara Jatim) - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (pemilik jaringan minimarket Alfamart dan Alfamidi) menilai langkah Pemerintah Kota Surabaya kurang bijak ketika hendak menutup toko modern yang tidak mengantongi izin karena menyerap banyak tenaga kerja. General Manager (GM) Corporate Communication PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Nur Rachman di Surabaya, Rabu, meminta para stakeholder termasuk pemerintah, DPRD hingga masyarakat mendukung pengusaha di sektor padat karya seperti industri ritel, khususnya toko swalayan. "Sebab, industri ritel memberikan kontribusi positif yang riil, di antaranya penyerapan tenaga kerja. Untuk pembukaan satu gerai toko swalayan saja minimal bisa membuka lapangan kerja bagi 8-10 orang," katanya. Tak hanya di bidang ketenagakerjaan, kata dia, kontribusi positif lainnya telah melibatkan pelaku usaha kecil untuk menjadi pemasok melalui Home Brand Private Label Alfamart yang seluruhnya dipasok pelaku usaha kecil. "Kami juga mendorong pelaku usaha kecil ntuk memanfaatkan space di seluruh halaman toko Alfamart dengan sistem sewa murah. Semua dilakukan karena kami ingin maju bersama pengusaha kecil," katanya. Lebih jauh, Nur Rachman menambahkan toko modern juga konsisten menjalankan pembinaan kepada pedagang kecil sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaaan. Pembinaan pedagang kecil dilakukan melalui dua cara, yakni memberikan pelatihan tentang manajemen ritel modern. Pihaknya juga mengadakan program Outlet Binaan Alfamart (OBA). Program OBA ini membina warung tradisional yakni merenovasi tampilan warung agar lebih modern dan lebih nyaman. Lalu memberikan potongan harga khusus pada pedagang. "Sebagai investor lokal, industri ritel memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan ekonomi. Tak bisa dipungkiri, jika bisnis ritel ini ada, dan berkembang karena kebutuhan," ujarnya. Sementara itu, salah seorang sumber di lingkungan Alfamart yang namanya enggan ditulis mengatakan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk tidak akan segan-segan melakukan PHK massal ketika Pemkot melaksanakan niatnya menutup seluruh minimarket di Surabaya. Sejauh ini, perusahaan sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi semua persyaratan perizinan yang diminta Pemkot. Sayangnya, selalu saja ada hambatan. "Kami sudah berinvestasi miliaran rupiah untuk membangun satu gerai toko swalayan. Tidak mungkinlah kami menghambat usaha kami sendiri hanya karena perizinan," kata sumber itu. Sumber juga menambahkan, dalam satu toko swalayan setidaknya ada 15 karyawan. Mereka bekerja secara bergiliran berdasarkan shift. Di Surabaya terdapat 667 toko swalayan yang tidak mengantongi Izin Usaha Toko Modern (IUTM). Dengan 15 karyawan per gerai, maka jumlah total karyawan toko swalayan se-Surabaya menyentuh angka 10.000 orang. Jumlah total gerai yang masuk jaringan Alfamart 270 lebih. Jika tiap gerai mempekerjakan 15 karyawan, maka total karyawan Alfamart mencapai 4.000 orang lebih. "Jika toko swalayan ditutup, silahkan saja, tapi kami akan PHK semua karyawan. Tidak tahu kalau jaringan toko swalayan yang lain, apakah mengambil sikap yang sama dengan kami atau tidak," jelasnya. Asisten II Bidang Pembangunan Sekretaris Kota Surabaya M Taswin mengaku, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan diri untuk melakukan penutupan seluruh toko modern di Surabaya. Sebab, semua toko modern ini tak berizin. Dalam dua pekan ini, pihaknya sedang melakukan segala macam perangkat yang dibutuhkan untuk penutupan itu. Namun, dia menegaskan, penutupan ini hanya bersifat sementara. Ketika toko swalayan yang bersangkutan perizinannya sudah lengkap, baru bisa beroperasi kembali. "Gol-nya pasti akan kami tertibkan. Mudah-mudahan dalam satu atau dua minggu kedepan sudah persiapan sudah klir dan kami bisa langsung tertibkan," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015