Surabaya (Antara Jatim) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur pesimistis juara umum Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX tahun 2016 di Jawa Barat dan hanya mengincar posisi kedua di bawah tuan rumah. "Kalau tak bisa juara umum PON Jabar, paling tidak Jatim jadi peringkat kedua," ujar Wakil Ketua Umum KONI Jatim Muhammad Nabil kepada wartawan di sela pada Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jatim di Surabaya, Selasa. Tanpa meremehkan kemampuan atlet Jatim, kata dia, pihaknya menilai tuan rumah berpeluang besar meraih juara umum PON tahun depan karena diuntungkan penambahan nomor-nomor di beberapa cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan. "Selain tuan rumah didukung dana besar, penambahan nomor cabor tersebut merugikan Jatim karena nomor-nomor andalan Jatim dikurangi," katanya. Menurut dia, jika Jatim sulit mengejar juara umum maka akan difokuskan "runner up" dan akan bersaing dengan DKI Jakarta yang pada PON XVIII meraih juara umum. "Tapi kalau untuk posisi ketiga, sangat besar kemungkinan diraih karena daerah lain masih sulit menandingi kekuatan Jatim," katanya. Sebagai bentuk fokus di peringkat atas, KONI mengakui cabor-cabor sudah bekerja dan berlatih serius. Sementara itu, pihaknya menilai hal yang perlu diwaspadai adalah faktor nonteknis, salah satunya uang, yang dipastikan mempengaruhi prestasi atlet. Di atas kertas, lanjut dia, seorang atlet bisa meraih emas, namun karena tergiur uang, si atlet merelakan melepaskan gelar juara kepada atlet daerah lain. "Ada hal-hal nonteknis yang harus diwaspadai. Ini menjadi catatan penting yang perlu dipikirkan di PON mendatang karena persaingan merebut medali emas lebih ketat," tukas mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim tersebut. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015