Kediri (Antara Jatim) - Warga Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyambut baik rencana relokasi ke tempat yang lebih aman, terhindar dari ancaman musibah tanah longsor. "Yang penting aman. Selama ini, kami mengungsi, kami khawatir," kata Suyati, salah seorang warga korban tanah longsor, Selasa. Ia mengatakan, selama ini tidak bisa tenang tinggal di dalam rumah yang dihuni saat ini. Setiap sore, mereka memilih tinggal di rumah keluarga lain ataupun tetangga yang dinilai lebih aman. Lokasi rumah mereka dekat dengan tebing yang sewaktu-waktu bisa terjadi tanah longsor, terlebih lagi saat penghujan. Struktur tanah di daerah itu didominasi perbukitan dan tanah yang labil. Namun, Bupati Kediri Haryanti Soetrisno mempertimbangkan untuk merelokasi warga ke tempat yang lebih aman. Bupati mewacanakan akan merelokasi mereka ke wilayah Perhutani, tapi sampai saat ini belum diputuskan, sebab masih akan dibicarakan dengan Perhutani. Musibah tanah longsor terjadi di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, yang menimpa lebih dari 17 rumah warga awal pekan ini. Tingkat kerusakan rumah itu juga beragam antara sedang sampai berat, termasuk ambruk total. Mayoritas, rumah yang terkena tanah longsor itu di daerah perbukitan dan lokasinya dekat dengan tebing yang tingginya mencapai lebih dari dua meter. Musibah itu terjadi karena tingginya curah hujan, yang membuat tanah di daerah itu longsor. Struktur tanah yang labil membuat tanah mudah bergerak, sehingga ketika terkena hujan setiap hari menjadi rapuh. Pada akhir Desember 2014, sejumlah rumah di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, ini juga terkena tanah longsor. Bahkan, warga yang mengalami musibah itu belum sempat diberikan bantuan oleh pemerintah untuk memperbaiki rumah mereka yang rusak itu. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015