Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah pedagang di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengeluhkan penurunan omzet penjualan apel impor hingga kisaran 50 persen, dampak pemberitaan tentang kandungan bakteri dalam buah tersebut.
"Penurunan mulai tiga hari ini terasa, setelah adanya informasi terkait bakteri pada apel yang mematikan," ujar Nurwanti (39), salah seorang pedagang apel impor di pasar Sore Tulungagung.
Keluhan serupa disampaikan beberapa pedagang buah lain di lokasi yang sama, maupun di sekitar Pasar Ngunut.
Gencarnya pemberitaan tentang bakteri dalam beberapa jenis buah apel impor membuat Nurwanti dkk membatasi jumlah pasokan dari pedagang besar.
"Trennya menurun akhir-akhir ini, kami tidak mau merugi banyak," kata Sulis, pedagang buah lain di Pasar Ngunut.
Sebelum ada informasi terkait virus bakteri pada apel yang mematikan itu, papar Nurwanti, ia dan kebanyakan pedagang buah lain bisa menghabiskan empat kardus dalam dua hari.
Namun sejak isu apel berbakteri berbahaya, penjualan menurun drastis. Bisa menjual apel impor hingga satu kardus dalam sehari menurutnya sudah beruntung.
"Penurunan mulai tiga hari ini terasa, setelah adanya informasi terkait bakteri pada apel yang mematikan," timpal Asmadi, pedagang lain di Pasar Sore.
Mereka mengakui, selama ini belum adanya sosialisai dari dinas terkait tentang apel impor yang mengandung bakteri.
Sebelumnya Kementerian Perdagangan sendiri telah menghentikan dua jenis apel import yang diketahui mengandung bakteri, yaitu apel Granny Smith dan Gala dari California.
"Kami tidak menjual kedua jenis apel tersebut karena tidak disukai oleh masyarakat, karena rasanya masam," terangnya.
Ketidak tahuan jenis apel yang mengandung bakteri inilah yang menyebabkan masyarakat memandang setiap jenis apel impor mengandung bakteri.
Minimnya informasi dari pemerintah membuat masyarakat tidak mengetahui jenis apel Granny Smith dan Gala yang dilarang masuk.
"Kalau tidak boleh menjual kami juga tidak akan menjualnya," sahut yang lain.
Nurwanti, Sulis, Asmadi maupun sejumlah pedagang lain berharap pemerintah bisa segera menyosialisasikan adanya apel jenis Granny Smith dan Gala.
Menurut mereka, sosialisasi perlu dilakukan agar pedagang buah tidak mengalami kerugian karena apel impor mereka tidak laku dijual.
"Yang jelas masyarakat diharapkan lebih mengetahui apel jenis Granny Smith dan Gala yang tidak boleh dijual," harapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015