Pasuruan (Antara Jatim) - Penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat nyamuk aedes aegypti selama bulan Januari 2015 yang terjadi di Kabupaten Probolinggo meningkat cukup tinggi hingga mencapai 10 persen atau setara dengan 108 kasus. Berdasarkan data dari RSUD Waluyo Jati selama tahun 2013 penderita DBD sebanyak 197 orang, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 113 orang. Sedangkan dari Januari 2015, jumlah keseluruhan penderita DBD mencapai 108 orang dengan tiga di antaranya meninggal. "Awal tahun ini peningkatannya cukup tinggi dengan 108 kasus atau 108 orang. Penderita DBD didominasi anak-anak dan balita yang dirawat di RSUD Waluyo Jati, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo," kata Humas RSUD Waluyo Jati, Sugianto, Senin. Menurutnya, ada belasan pasien anak-anak yang harus menjalani perawatan intensif agar terhindar dari bahaya kematian yang masih menghantui penderita DBD. "Saat ini ada sekitar enam anak yang ditangani karena terbilang cukup parah, empat anak masih diruang perawatan biasa yakni di ruangan Dahlia, serta dua anak lainnya sudah dipindah ke UPI (Unit Perawatan Intensif)," ungkapnya. Menurutnya, peningkatan kasus DBD pasti ada seiring dengan iklim di Indonesia yang pada bulan ini telah memasuki musim hujan yang diperkirakan puncaknya pada bulan Januari hingga Maret. "Peningkatan ini diperkirakan dimulai bulan September hingga Februari, namun puncaknya kemungkinan akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari. Di bulan Maret sampai Agustus kembali normal kasus DBD karena sudah musim kemarau," ujarnya. Ia mengimbau kepada masyarakat agar melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur) sehingga dapat mencegah penyebaran penyakit DBD juga melakukan foging (pengasapan) serta bersih-bersih massal. "Tindakan sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menguras dan menutup penampungan air atau menaburkan bubuk abate sehingga jentik nyamuk DBD tidak dapat berkembang biak," jelasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015