Sumenep (Antara Jatim) - Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) yang meninggal dunia di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Januari ini, bertambah. "Sesuai laporan yang masuk pada Senin ini, sudah ada 298 kasus DBD dan tiga penderitanya meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, dr Fatoni di Sumenep, Senin. Pada Rabu (21/1), jumlah warga Sumenep yang positif menderita DBD sebanyak 168 orang, dan dua di antaranya meninggal dunia. "Kasus DBD di Sumenep sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Salah satu penyebabnya adalah jumlah sementara kasus DBD yang terjadi pada Januari ini sudah lebih dari tiga kali lipat dibanding jumlah kasus DBD pada Januari pada tahun sebelumnya," ujarnya. Ia menjelaskan, sesuai laporan yang diterimanya pada Senin ini, kasus DBD di Sumenep tersebar di 78 desa di 22 kecamatan. "Hingga Senin ini, lima kecamatan yang belum ditemukan kasus DBD adalah Masalembu, Sapeken, Nong Gunong, Gayam, dan Raas, semuanya di wilayah kecamatan," ucapnya, menerangkan. Fatoni juga mengemukakan, sejak beberapa waktu lalu, pihaknya telah meminta seluruh pimpinan puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus DBD. "Kalau ada temuan maupun laporan tentang dugaan kasus DBD, kami minta mereka langsung turun ke bawah untuk mengeceknya. Selain itu, kami berharap warga Sumenep untuk menggiatkan kembali gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," katanya. Dengan gerakan PSN bisa dipastikan nyamuk yang menjadi penyebab DBD tidak bisa berkembangbiak, karena sarang beserta jentiknya yang dibinasakan. Dinkes Sumenep juga telah melakukan "fogging" atau pengasapan di sejumlah lokasi yang salah satu warganya positif menderita demam berdarah, sebagai bagian dari membasmi nyamuk penyebab demam berdarah. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015