Riyadh (Antara) - Raja Arab Saudi Abdullah pada Jumat wafat sehingga saudaranya Salman bin Abdulaziz menjadi raja baru, kata mahkamah kerajaan negara pengekspor minyak terbesar dunia itu dalam pernyataan yang disiarkan stasiun televisi negara. Raja Salman (79) sudah menobatkan saudara tirinya Muqrin sebagai putra mahkota dan pewarisnya. "Yang Mulia Salman bin Abdulaziz Al Saud dan semua anggota keluarga dan bangsa ini berkabung Penjaga Dua Masjid Suci Raja Abdullah bin Abdulaziz wafat tepat pukul 01.00 pagi ini," kata pernyataan yang dikutip kantor berita Reuters. Abdullah, yang diperkirakan lahir tahun 1923, memerintah Arab Saudi sebagai raja sejak 1 Agustus 2005 menurut laman Arab News. Tapi, seperti dilansir kantor berita Reuters, ia telah menjadi penyelenggara negara sebagai pemimpin pemerintahan satu dekade sebelumnya karena Raja Fahd menderita stroke. Pertaruhan dalam pengangkatan Salman sebagai raja adalah arah hubungan dengan Amerika Serikat sebagai sekutu terpenting Arab dan perannya sebagai kelompok Islam Sunni besar dalam menangani gejolak di seluruh Timur Tengah. Raja Abdullah menjadi pemandu dukungan Arab Saudi terhadap pemerintah Mesir setelah intervensi militer tahun 2012, dan mendorong dukungan negara itu bagi pemberontak Suriah yang menentang Presiden Bashar al-Assad. Raja Abdullah dinilai telah melakukan reformasi politik, ekonomi, dan sosial. Reformasi yang dilakukan antara lain meliputi pemberdayaan perempuan secara politik, pemberian beasiswa bagi ribuan siswa asing, pembangunan kota-kota ekonomi dan pembangunan rumah sakit-rumah sakit khusus. Raja Salman, yang diperkirakan berusia 79 tahun, telah menjadi putra mahkota dan menteri pertahanan sejak 2012. Dia adalah Gubernur Riyadh selama lima dekade sebelumnya. Dengan segera menunjuk Muqrin sebagai pewaris, tunduk pada persetujuan Dewan Kesetiaan keluarga, Salman sudah bergerak untuk mencegah meluasnya spekulasi tentang jalur tengah suksesi kerajaan. Raja Salman sudah berada dalam lingkaran bangsawan penguasa selama puluhan tahun dan diperkirakan akan melanjutkan strategi kebijakan Saudi, termasuk mempertahankan persekutuan dengan Amerika Serikat dan bekerja menuju stabilitas pasar energi. Selama lima dekade memimpin Riyadh sebagai gubernur dia dianggap mahir mengatur keseimbangan kepentingan ulama, suku dan bangsawan yang menentukan kebijakan Saudi serta tetap menjaga hubungan baik dengan Barat. Dalam jangka panjang, penguasa Arab Saudi harus mengelola kebutuhan populasi yang bertambah cepat dan ekonomi yang sangat bergantung pada pendapatan dari minyak dan melemah akibat besarnya pengeluaran untuk subsidi. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015