Madiun (Antara Jatim) - Sejumlah petani di Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mengeluhkan pendistribusian pupuk bersubsidi yang sulit didapatkan di kios desa setempat. Petani di desa setempat, Martaban, Jumat, mengatakan, sejak beberapa minggu terakhir pihaknya kesulitan membeli pupuk bersubsidi karena tidak ada stoknya di kios. "Kami tidak bisa membeli pupuk karena di kios barangnya tidak ada. Alasannya, pupuknya belum dikirim oleh pihak distributor," ujar Martaban kepada wartawan. Untuk membuktikan alasan para penjual, pihaknya bersama sejumlah petani terpaksa mendatangi kios yang ada di desanya. Namun, pupuk yang dibutuhkan tetap tidak ada. Petani lainnya, Maryono, juga mengalami hal yang sama. Ia kesulitan mencari pupuk bersubsidi di sejumlah kios yang telah ditunjuk. "Kami berharap kios segera menyediakan pupuk. Sebab, saat ini tanaman padi kami memasuki masa pemupukan. Jika terlambat, maka pertumbuhan padi tidak akan maksimal," kata Maryono. Para petani mengaku tidak mengetahui alasan pasti hingga pupuk jatah petani hilang di pasaran. Petani berharap pihak Dinas Pertanian setempat segera mengambil tindakan, agar masalah tersebut dapat diselesaikan. Sementara, data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Madiun, mencatat, RDKK tahun 2014 untuk pupuk Urea adalah 23.181 ton, namun alokasi dari pergub adalah 18.988 ton. Sedangkan RDKK SP36 adalah 4.462 ton namun alokasi pergub 4.270 ton, dan RDKK ZA mencapai 13.971 ton namun alokasi pergub 11.601 ton. Kemudian, RDKK NPK mencapai 25.421 ton namun alokasi pergub 16.740, serta RDKK pupuk organik adalah 33.620 ton namun alokasi pergub hanya 11.355 ton. Diduga kesulitan pupuk yang terjadi akhir-akhir ini karena minimnya modal di sisi kios sehingga tidak bisa melakukan penyetokan dengan baik. Alasan lain, adanya peningkatan kebutuhan di beberapa daerah karena petani memberikan dosis lebih untuk tanamannya. Akibatnya, permintaan jadi naik sehingga alokasi di daerah tersebut menjadi lebih cepat habis. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015