Bojonegoro (Antara Jatim) - Harga beras kualitas premium di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sejak sepekan terakhir masih tinggi dengan harga berkisar antara Rp8.800 hingga Rp9.000 per kilogram. "Tanaman padi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo sudah mulai panen, tapi belum terlalu luas, sehingga tidak mempengaruhi harga beras," kata seorang pedagang beras di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota Bojonegoro Sakip, Jumat. Bahkan, lanjut dia, pasar murah yang digelar Pemprov Jawa Timur, menjelang akhir 2014, juga tidak mampu menurunkan harga beras karena harga beras yang dijual juga tinggi. Begitu pula, lanjut dia, kenaikan harga BBM tidak bisa langsung mempengaruhi harga beras. "Kemungkinan harga beras turun kalau sudah berlangsung panen raya tanaman padi sekitar Februari," kata Sakip, dibenarkan seorang pedagang beras lainnya di pasar setempat, Ny. Anik Waris. Menurut Sakip, panen tanaman padi Februari tidak hanya di sepanjang DAS Bengawan Solo, tetapi juga tanaman padi di sepanjang irigasi teknis Waduk Pacal, juga di sawah tegalan. "Penurunan harga beras saya perkirakan paling tinggi hanya sekitar Rp500/kilogram, ketika nanti berlangsung panen raya tanaman padi," jelas Sakip. Sesuai data di Pasar Banjarjo dan Pasar Kota, harga beras kualitas super produksi Tuban, berkisar Rp9.500-Rp10.500/kilogram. Harga beras jatah warga miskin yang semula sempat mencapai Rp6.800/kilogram, turun menjadi Rp6.500/kilogram. Seorang pedagang pracangan di Pasar Kota, Bojonegoro Ny.Darwati, menambahkan turunnya harga BBM belum mempengaruhi harga sejumlah bahan pokok lainnya. "Harga sejumlah bahan pokok masih stabil, sebab harga BBM turunnya baru saja," ujarnya. Ia menyebutkan harga telur Rp20.000/kilogram, minyak curah Rp10.500/liter dan harga gula Rp9.000/kilogram.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015