Ponorogo (Antara Jatim) - Kepolisian Daerah Jawa Timur mengapresiasi positif pendekatan prestasi melalui kegiatan invitasi pencak silat yang dilakukan jajaran Polres Ponorogo dalam upaya meredam konflik horizontal antarpeguruan silat yang ada di Kota Reog.      "Apa yang dilakukan jajaran Kepolisian Resor Ponorogo ini patut dicontoh oleh daerah-daerah lain agar potensi dan bakat atlet daerah bisa tersalurkan dengan positif," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Awy Setyono seperti dikonfirmasi koresponden Antara di Ponorogo, melalui sambungan telepon seluler, Senin.      Ia mengatakan, visi kamtibmas di wilayah Polda Jatim dengan pendekatan kearifan lokal sebenarnya telah menjadi instruksi Kapolda Jatim, sejak kepemimpinan Irjen Pol Unggung Cahyono.       Kebijakan tersebut kemudian juga dilanjutkan di masa kepempinan Irjen Pol Anas Yusuf selaku pejabat kini Kapolda Jatim.      "Pendekatan kamtibmas dengan mengedepankan pendekatan kearifan lokal sejak masa Irjen Pol Unggung dan kini dilanjutkan Irjen Pol Anas, melahirkan terbentuknya paguyuban atau forum komunikasi lintasperguruan silat seperti sudah terbentuk di Madiun, dan berbagai daerah lain," ujarnya.       Namun diakui Awy, pendekatan prestasi sebagaimana dilakukan Kapolres Ponorogo, AKBP Iwan Kurniawan selama dua tahun terakhir, adalah terobosan baru yang terbukti sukses meminimalisir potensi konflik horizontal antarperguruan silat.       Ia mengatakan, Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf secara khusus memberi apresiasi positif atas pendekatan prestasi dalam pembinaan kamtibmas yang dilakukan jajaran Polres Ponorogo.      "Kami berharap pendekatan serupa bisa ditiru di daerah-daerah lain, khususnya wilayah yang memiliki perguruan silat dan selama ini berpotensi terjadi konflik horizontal," imbaunya.       Beberapa daerah yang menjadi atensi jajaran Polda Jatim dimaksud antara lain ada di wilayah eks-Karesidenan Mataraman, Kediri, Malang, Jombang-Mojokerto hingga wilayah tapal kuda, seperti Jember dan Banyuwangi.      "Intinya bagaimana jajaran kepolisian di daerah bisa memberi wadah, atau setidaknya mendorong agar bakat-bakat pesilat di wilayahnya bisa menyalurkan energi dan keahliannya melalui ajang adu prestasi, bukan adu kekerasan yang bersifat anarkis (merusak)," ujarnya.       Awy dalam kesempatan sebelumnya, hadir langsung mewakili Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf dalam pembukaan Invitasi Pencak Silat Kapolres Ponorogo Cup II - 2014 di Ponorogo, Jumat (19/12).       Kegiatan yang berlangsung hingga Minggu (21/12) itu sendiri akhirnya menempatkan Kontingen Surabaya sebagai juara umum dengan menyabet lima gelar individu-beregu untuk kelas tanding dan seni, diikuti kontingen Malang di posisi runner up, dan tuan rumah Ponorogo sebagai juara tiga.      Penyelenggaraan invitasi pencak silat yang digagas Kapolres Iwan Kurniawan di Kota Reog awalnya disambut keraguan dari sejumlah tokoh pesilat daerah setempat. Hal itu dikarenakan sejarah hubungan antarperguruan silat di daerah tersebut yang selama ini tidak kondusif dan diwarnai persaingan serta perseteruan.       Dalam dua daswarsa terakhir sejak era 1990-an misalnya, hampir setiap tahun terjadi bentrok antarkelompok perguruan silat. Beberapa kali kejadian bahkan menyebabkan jatuhnya korban jiwa.      "Saat pertama digelar di tingkat kabupaten pada 2013 lalu, kami pesimis. Tapi kapolres saat itu meyakinkan akan mem-back up penuh, dan ternyata janjinya benar-benar terbukti. Kegiatan invitasi berjalan lancar tanpa ada gesekan antarperguruan, hingga dilanjutkan invitasi kedua dengan level lebih luas, Jatim-Bali," kata Ketua Perguruan Silat Persinas Akad Ponorogo, Amrizal.      Ia menyebut, saluran komunikasi antarperguruan silat saat ini lebih cair pasca digelarnya invitasi silat I dan II.      "Sekarang nyaris sudah tidak ada lagi konflik ataupun gesekan antar kelompok perguruan silat. Kami berharap perkembangan positif ini bisa terus dilanjutkan," ujarnya.      Kapolres Ponorogo, AKBP Iwan Kurniawan mengungkapkan, salah satu kunci jajarannya dalam melakukan pembinaan kamtibmas di kalangan masyarakat, khususnya warga perguruan silat adalah dengan intensif melakukan komunikasi dengan para tokoh pesilat di daerah-daerah.      Dari hasil penelusuran dan komunikasi yang dilakukannya itulah diperoleh kesimpulan bahwa masyarakat pesilat di Ponorogo selama ini kurang mendapat wadah dan pembinaan dalam pengembangan potensi dan prestasi mereka di bidang pencak silat.      "Banyak kajian kami lakukan hingga akhirnya tercapai semangat bersama untuk membangun Ponorogo yang aman-kondusif, sekaligus meningkatkan prestasi atlet silat daerah agar lebih 'bersuara' di tingkat regional Jatim, nasional, bahkan internasional," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014