Blitar (Antara Jatim) - Dinas Peternakan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mengatakan jika sapi yang mati mendadak milik peternak asal Kecamatan Srengat, positif jika terkena antraks. "Kami sudah dapat penjelasan saat rapat di provinsi dan positif antraks," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Blitar Mashudi di Blitar, Kamis. Ia mengatakan, kasus temuan antraks di Kabupaten Blitar itu hanya terdeteksi pada sapi milik Yudiono, peternak sapi asal Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. Hal itupun setelah adanya laporan kematian mendadak yang terjadi pada ternak-ternak sapinya. Pihaknya belum mengetahui dengan pasti penyebab antraks itu bisa menjangkiti sapi milik Yudiono. Padahal, di Jawa Timur sudah dinyatakan bebas penyakit antraks. Namun, beberapa hal bisa memengaruhi sapi seperti dari perputaran ternak yang keluar masuk daerah, dari konsentrat, ataupun dari kendaraan yang keluar masuk. Untuk saat ini, Dinas Peternakan Kabupaten Blitar intensif untuk melakukan pengobatan pada ternak, terutama milik Yudiono yang sehat. Saat ini masih tersisa sekitar 16 ekor ternak, dimana 11 di antaranya dewasa sementara sisanya masih pedet. Pengobatan itu, kata dia, dengan pemberian vaksin pada seluruh ternak. Kesehatan mereka akan dipantau sampai maksimal 20 hari oleh tim khusus, baik dari provinsi ataupun dari tim dari dirjen peternakan. "Untuk sementara kami menunggu masa inkubasi bakteri ini. Kami akan awasi 14-20 sejak kematian terakhir ada tidak kejadian (kematian ternak)," tuturnya. Pihaknya juga mengatakan, menerapkan sterilisasi pada seluruh benda yang dipakai ataupun berada di sekitar kandang dan tidak dibolehkan dipakai di luar kandang. Hal itu dilakukan, sebagai upaya pencegahan penularan penyakit tersebut. "Petugas kandang kami standarkan penangananganya, memakai masker, sepatu bot, tidak boleh dibawa keluar, baju tidak boleh dilepas di luar (kandang)," ujarnya. Pihaknya berharap, dengan beberapa tindakan itu bisa mencegah penularan antraks, terutama pada ternak yang sehat. Diharapkan, bakteri penyebab penyakit itu juga bisa mati, sehingga ternak lainnya bisa sehat.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014