Kediri (Antara Jatim) - Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto, Jawa Timur, melakukan ekskavasi atau penggalian terkait dengan adanya laporan temuan situs di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Ketua tim penggalian Nugroho Harjo Lukito, Selasa mengatakan ekskavasi itu dilakukan untuk mengetahui lebih detail terkait dengan situs. Dengan itu, struktur situs bisa diketahui termasuk periodesasinya. "Kami dapatkan peninggalan ini utuh dan tingkat kerusakan minim," katanya dikonfirmasi terkait dengan situs di Desa Sumberjo, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri itu. Ia mengatakan, untuk sementara diketahui struktur dari situs itu berupa altar dengan ada batu induk. Selain bangunan, juga ditemukan lingga serta dua arca. Namun, dua arca itu masih belum diketahui lambangnya, sebab tidak memuat atribut apapun. Dua patung itu mirip manusia dan berdiri, namun kedua patung itu identitas penokohannya masih sulit, dan keluar dari pakem. "Patungnya tidak memuat atribut apapun untuk mencari identitas penokohannya. Kami kesulitan, sebab keluar dari pakem. Apakah ini patung hiasan atau imanjinasi saja," ujarnya. Ia sempat menduga jika situs itu adalah petirtaaan, namun di lantai bawah tidak ada batu yang digunakan untuk lantai. Dengan itu, akhirnya untuk kesimpulan sementara, jika situs itu adalah berupa altar. Pihaknya sempat prihatin dengan kondisi situs yang ternyata diketahui ada yang mengalami kerusakan. Situs itu diketahui warga sudah sejak lama, sejak 1070 dan sudah nampak atas bangunan. Sekitar 1999, tanah di sekitar situs itu dilakukan penggalian untuk keperluan pembuatan batu bata, hingga akhirnya di 2014 dilaporkan terkait dengan keberadaan situs tersebut. Walaupun memprediksi situs itu berupa altar, Nugroho mengatakan untuk periodesasi apakah zaman Kerajaan Kadiri atau Majapahit juga belum ada kepastian. Dilihat dari struktur situs itu, hampir mirip dengan struktur di situs sejenis yang ditemukan di Kecamatan Gurah yang menunjukkan masa Kerajaan Kadiri. Ia juga menambahkan, analisa itu masih belum diuji kebenarannya. Ke depan, penelitian akan melibatkan tim dari Balai Arkeologi (Balar) Jogjakarta untuk melakukan pengkajian lebih lanjut, sehingga bisa dilakukan penelitian lebih mendalam. Tim dari BPCB sendiri, kata dia, hanya mempunyai waktu selama enam hari untuk ekskavasi, dan dari hasil itu nantinya menjadi bahan laporan. Ke depan, tim juga berencana melanjutkan lagi ekskavasi, menunggu anggaran di 2015. Situs itu ditemukan di lahan pekarangan Romli, warga Desa Sumberjo, Kecamatan Badas. Lahan di pekarangan itu rencanya digali dan akan dibuat kolam lele, tapi saat mengetahui ada struktur situs, langsung dilaporkan ke BPCB. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014