Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai ancaman banjir luapan Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur, yang disebabkan curah hujan tinggi pada November-Desember. "Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, curah hujan tinggi yang terjadi November-Desember berpotensi menimbulkan banjir," kata Kepala UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Hirnowo di Bojonegoro, Rabu. Ia menyampaikan hal itu dalam rapat koordinasi menghadapi banjir dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik, juga berbagai pihak lainnya. Sesuai prakiraan BMKG, jelasnya, curah hujan dengan intensitas 101-150 mm terjadi di sebagian besar Gresik dan sebagian Lamongan, pada November. Sedangkan curah hujan dengan intensitas 200-300 mm terjadi di Ngawi dan sebagian Bojonegoro pada Desember. "Intensitas hujan yang terjadi di Ngawi tersebut semuanya bermuara ke daerah hilir Bojonegoro, sehingga berpotensi menimbulkan banjir di daerah hilir Jawa Timur," katanya. Oleh karena itu, menurut dia, BPBD di daerah hilir Jawa Timur, agar segera mempersiapkan diri dalam menghadapi ancaman datangnya banjir, di antaranya, dengan mengaktifkan posko bencana, juga menyediakan berbagai kebutuhan lainnya. "Rapat koordinasi ini dilakukan agar dalam menangani bencana banjir bisa dilakukan secara bersama tidak hanya Pemerintah, tetapi juga masyarakat," paparnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014