Sumenep (Antara Jatim) - Sekitar 30 aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep, Selasa, berdemonstrasi sebagai bentuk protes atas kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan Presiden Joko Widodo. "Kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium dan solar, masing-masing Rp2 ribu per liter pada saat ini merupakan rekor terburuk seorang presiden," ujar orator aksi, M Zainullah di Sumenep, Jawa Timur, Selasa. Alasannya, kata dia, harga minyak dunia turun dan tentunya tidak pantas jika seorang presiden mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. "Ini merupakan kebijakan yang sangat menyengsarakan rakyat. Menaikkan harga BBM bersubsidi akan menjadi beban berat bagi rakyat," ucapnya. Pada Senin (17/11) malam, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga premium bersubsidi dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter dan solar premium dari Rp5.500 menjadi Rp7.500. Kenaikan harga BBM bersubsidi jenis premium dan solar, masing-masing Rp2 ribu liter itu secara resmi diberlakukan sejak Selasa ini pukul 00.00 WIB. "Keputusan menaikkan harga BBM bersubsidi bukan solusi untuk menuntaskan penyandang kemiskinan, melainkan menambah kesengsaraan pada warga miskin," kata Zainullah. Ia menjelaskan, kenaikan harga BBM bersubsidi dipastikan akan membuat harga kebutuhan pokok makin melambung, termasuk tarif jasa transportasi umum. "Ini seharusnya dipikirkan oleh Presiden Joko Widodo. Kenaikan harga BBM bersubsidi hanya dan pasti membuat rakyat yang sebelumnya menderita, akan makin menderita. Tolak kenaikan harga BBM bersubsidi," ucapnya, sambil mengepalkan tangan. Dalam aksinya, aktivis PMII Sumenep membawa spanduk yang bertuliskan: "Tolak kenaikan harga BBM bersubsidi atau Jokowi-JK mundur". (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014