Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengakui revolusi pendidikan merupakan bidang yang paling berat dibandingkan dengan bidang-bidang lain, karena mengubah pola pikir manusia itu memang tidak mudah, termasuk pola pikir guru atau kepala sekolah. "Tapi, meski berat, saya kira revolusi bidang pendidikan itu keharusan, karena kita akan bisa memperbaiki kualitas sumberdaya manusia dari situ. Kalau tidak (dilakukan), maka orang Surabaya akan selamanya jadi penonton," katanya di Surabaya, Jumat. Saat berbicara dalam pengantar pada Kuliah Tamu "The Spirit of Dedication and Service in Religiously-Affiliated Schools" oleh Kepala Sekolah Madrasah Al Junaid Islamic School Singapore, Khairiana Binte Zainal Abiden (Mdm) Med (NIE/NTU), Risma mengaku sering dicap arogan dan diktator saat melakukan revolusi dalam bidang pendidikan. "Ketika saya ingin guru-guru, terutama guru kelas untuk datang lebih pagi, maka saya dianggap arogan, padahal guru itu seharusnya tidak hanya mengajar, tapi dia juga harus mengontrol kebersihan halaman, kamar mandi, dan ruang kelas," katanya dalam acara yang diadakan oleh Pascasarjana Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) itu. Atau, ketika dirinya membangun lapangan pada ratusan SD di Surabaya dengan membongkar sekolah yang ada menjadi berbentuk vertikal agar ada ruang bagi lapangan, maka dirinya dianggap diktator. "Padahal, anak sekarang itu tidak hanya bisa diajar di ruang kelas, anak-anak sekarang juga harus diajar di luar kelas. Kalau anak-anak sekarang tidak diajari macam-macam justru mereka akan menjadi anak yang mengerikan, karena inteligensia setiap anak itu berbeda," katanya. Namun, ia mengaku revolusi pendidikan yang dilakukan dengan susah payah itu mulai membuahkan hasil, karena prestasi anak-anak Surabaya di tingkat regional, nasional, dan internasional mulai banyak, termasuk perpustakaan juga berkembang hingga 972 unit. "Kalau dulunya hanya ada 300-an peneliti muda Surabaya yang berprestasi, tapi sekarang sudah ada 3.000-an peneliti muda Surabaya yang berprestasi, bahkan dalam pekan ini akan ada siswa yang berangkat ke Tiongkok dan Malaysia untuk mengikuti kompetisi sains," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014