Oleh Kelik Dewanto Jakarta (Antara) - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, kuota BBM bersubsidi per 1 November 2014 tersisa sekitar 6,3 juta kiloliter dari kuota APBN Perubahan untuk BUMN tersebut sebesar 45,355 juta kiloliter. Juru Bicara Pertamina Ali Mundakir di Jakarta, Rabu mengatakan, realisasi penyaluran BBM bersubsidi hingga 31 Oktober 2014 mencapai 39,07 juta kiloliter atau 86,1 persen terhadap alokasi kuota BBM bersubsidi yang disalurkan Pertamina. "Sudah 39,07 juta kiloliter," katanya. Menurut dia, hingga 31 Oktober 2014, premium telah tersalurkan sebanyak 24,92 juta kiloliter atau 85,1 persen terhadap kuota. Sementara, realisasi penyaluran solar pada periode sama telah mencapai 13,38 juta kiloliter atau 88,2 persen terhadap kuota Pertamina. Ali mengatakan, Pertamina terus menjaga stok BBM dalam kondisi aman. Saat ini, stok Premium cukup untuk 16 hari, minyak solar 19,8 hari, pertamax cukup untuk 36,7 hari, pertamax plus 31,7 hari, dan pertamina dex 88,7 hari. "Kami menjamin stok BBM aman dan masyarakat diharapkan membeli BBM sesuai dengan kebutuhan normal saja," kata Ali. Pertamina memperkirakan kuota BBM bersubsidi tidak mencukupi sampai 31 Desember 2014. BUMN migas tersebut memperkirakan konsumsi bakal melebihi kuota sebesar 1,86 juta kiloliter yang terdiri atas solar 1,06 juta kiloliter dan premium 800 ribu kiloliter. Namun, kalau pemerintah menaikkan harga BBM pada pertengahan November, maka kelebihan kuota sampai akhir 2014 akan menurun 250 ribu kiloliter menjadi 1,6 juta kiloliter. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014