Surabaya (Antara Jatim) - Perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahhaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apparindo) mentargetkan bisa meraih pendapatan atau "fee broker" sebanyak Rp2 Triliun sampai dengan akhir tahun 2014. Ketua Umum Apparindo Nanan Ginanjar saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu malam, mengatakan, untuk semester pertama pihaknya bisa mendapatkan "fee broker" sekitar Rp1,2 Triliun dan diperikaran sampai dengan akhir tahun bisa mencapai angka Rp2 Triliun. "Untuk semester pertama itu terdapat kenaikan sekitar 20 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya. Ia mengemukakan, adanya kenaikan tersebut masih didominasi oleh sektor asuransi kesehatan dan juga asuransi lainnya. "Sedangkan untuk asuransi sektor properti dan kendaraan bermotor masih belum begitu berpengaruh menyusul adanya peraturan pembatasan tarif fee yang hanya 15 persen," katanya. Ia mengatakan, pihaknya saat ini juga mengusulkan kepada otoritas jasa keuangan (OJK) untuk melakukan peninjauan ulang terkait dengan iuran yang diberikan. "Menurut kami iuran sebesar 1,2 persen dari nilai total fee itu sangat tinggi. Dan harapan kami nilai tersebut bisa diperbarui lagi," katanya. Selain keberatan dengan besarnya nilai iuran yang diberikan dirinya juga mengusulkan adanya "fee profesional" yang harus diberikan kepada pialang asuransi. "Kami ini kan profesional, jadi bisa wajar bila mendapatkan fee dari profesi kami itu. Minimal angkanya sekitar 10 sampai dengan 20 persen dari jumlah yang ada," katanya dengan menyebut jumlah perusahaan pialang asuransi di Indonesia sebanyak 151 perusahaan dan 30 perusahaan pialang reasuransi.(*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014