Trenggalek (Antara Jatim) - Belasan hektare hutan di bawah pengelolaan Perum Perhutani KPH Kediri, di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, terbakar selama musim kemarau sehingga menyebabkan sebagian vegetasi tanaman yang ada di atasnya rusak dan mati. "Khusus untuk yang ada di wilayah BKPH Trenggalek saja ada sekitar 15 hektare, lokasinya berada di Gunung Tempel, Desa Sudodakan, kemudian Gunung Kebo, Desa Sambirejo, Kecamatan Trenggalek serta Gungu Kuncung di Desa Prambon Kecamatan Tugu," kata Asisten Perhutani BKPH Trenggalek, Nana Suwanda, Senin. Menurutnya peristiwa kebakaran tersebut salah satunya terjadi akibat kelalaian dari manusia, yang membuang puntung rokok secara sembarangan. Selain itu, lanjut dia, faktor lain yang menjadi pemicu adalah aktivitas petani yang membakar sampah di dekat kawasan hutan. Menurut Nana, hal ini diperparah dengan kondisi hutan yang banyak ditumbuhi ilalang dan semak-semak kering, sehingga percikan api dengan cepat menjalar ke kawasan hutan milik Perhutani. Tidak ada laporan korban jiwa ataupun kerusakan bangunan akibat serangkaian peristiwa kebakaran tersebut, kata Nana. "Kalau mengenai kerugian pasti ada, namun tidak terlalu besar, sekitar Rp2,5 juta, karena kebetulan lokasi yang terbakar rata-rata kondisinya gundul dan minim vegetasi. Kalaupun ada, tegakannya tidak terlalau banyak," papar dia. Namun, pihaknya mengaku khawatir apabila kejadian serupa terus terjadi dan merembet ke area lain, mengingat lokasi yang mengalami kebakaran berdekatan dengan kawasan hutan pinus yang berada di bawah pengelolaan Perhutani. Nana Suwanda menambahkan, untuk mengantisipasi kebakaran hutan susulan pihaknya telah membentuk satuan tugas (satgas) pemadam kebakaran yang disiagakan selama 24 jam penuh. Tim pemadam ini juga dibantu oleh kelompok masayarakat yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang ada di sekitarnya. "Yang jelas masyarakat memberikan dukungan penuh, utamanya untuk menjaga kawasan hutan pinus, karena sebagian besar masayarakat yang ada di wilayah tersebut adalah penyadap pinus. Kalau sampai hutannya terbakar, maka mata pencahariannya juga ikut hilang," imbuhnya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014