Bangkalan (Antara Jatim) - Warga Bangkalan, Madura, Jawa Timur, mengaku bangga Imam Nahrawi ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pada kabinet kerja periode 2014-2019. "Tentu saja saya bangga karena tumpah darah Imam Nahrawi di Bangkalan, mengenyam pendidikan di Bangkalan dan ia tahu situasi masyarakat Bangkalan yg sebenarnya, dan Madura pada umumnya," kata tetangga Imam Nahrawi di Bangkalan Wasilah Ismail kepada Antara, Minggu malam. Imam Nahrawi lahir di Bangkalan, pada tanggal 8 Juli 1973. Ia mengenyam pendidikan mulai SD hingga SLTA di Bangkalan, yakni kabupaten yang terletak di paling barat Pulau Madura. Presiden Joko Widodo menunjuk putra asal Pulau Garam Madura ini sebagai pembantu presiden untuk jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga, bersama 33 menteri lainnya yang ia sebut sebagai kabinet kerja. Menurut Wasilah Ismail, kepercayaan presiden kepada Imam Nahrawi untuk menjabat sebagai menteri, menunjukkan bahwa orang Madura tidak seperti yang dipersepsikan banyak kalangan selama ini. Semisal tertinggal, tidak mau maju dan terbelakang. Memang, kata aktivis perempuan yang juga bendaha Garda Bangsa Jatim ini, ada orang Madura yang masih terbelakang dalam hal. Akan tetapi, dengan adanya menteri asal Madura seperti Imam Nahrawi, setidaknya akan menjadi pemacu semangat bagi putra daerah di Madura secara umum dan khususnya Kabupaten Bangkalan, bahwa orang daerah juga bisa menjadi menteri. "Semua dengan diangkatnya Pak Nahrawi sebagai Menteri ini akan bisa memberikan pembelajaran bagi kita semua untuk terus meningkatkan sumber daya manusia masyarakat Bangkalan yang lebih baik," katanya. Presiden Joko Widodo menunjuk Imam Nahrawi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Kerja periode 2014-2019, di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu. Imam Nahrawi yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB, menggantikan Roy Suryo pada Kabinet Indonesia Bersatu II era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2009-2014. Suami dari Shobibah Rahmah ini, juga tercatat sebagai anggota MPR RI dua periode (2004-2009 dan 2009-2014) juga menjabat sebagai direktur intervensi Surabaya dan CV. Alhidayah Surabaya. Pendidikan formal dijalani di SDN Bandung Bangkalan tahun 1980-1986, SMPN Konang Bangkalan tahun 1986-1989, MAN Bangkalan tahun 1989-1991, dan IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1998. Imam memiliki gagasan untuk mengembalikan peran politik sipil secara partisipatif demi terwujudnya aspirasi rakyat yang reformatif serta mengembalikan citra lembaga dan pribadi legislatif sebagai wakil rakyat yang hakiki. Saat menempuh pendidikan di bangku kuliah Imam aktif dalam kegiatan organisasi, seperti menjadi Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya 1994-1995. Selain itu, Imam juga menjadi Ketum DKN Garda Bangsa 2002. Selain Imam Nahrawi, putra Madura politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga pernah menjabat menteri ialah Mahfud MD, yakni sebagai Menhankam saat KH Abdurrahman Wahid menjadi presiden. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014