Kairo (Antara/AFP) - Sebuah bom pinggir jalan menewaskan tujuh tentara Mesir dan melukai empat lainnya di Semenanjung Sinai bergolak Ahad, kata para perwira keamanan. Bom itu meledak di samping satu kendaraan lapis baja yang menjaga pipa gas di Sinai utara, kata para pejabat. Para gerilyawan telah membunuh puluhan polisi dan tentara di semenanjung itu sejak militer menggulingkan presiden dari kubu Islam Mohamed Moursi pada Juli 2013. Seorang pejabat militer mengatakan, para petugas pertama masih memeriksa para korban. Serangan itu terjadi tiga hari setelah pemboman serupa menewaskan dua polisi di ibu kota provinsi Sinai utara El-Arish. Para gerilyawan menewaskan 17 polisi di Sinai dalam dua pemboman pada September dan kemudian merilis rekaman dari serangan itu. Serangan-serangan itu diklaim oleh Ansar Beit al-Maqdis, kelompok militan yang paling aktif di Mesir. Pihaknya mencoba membunuh menteri dalam negeri di Kairo tahun lalu dengan bom mobil. Kelompok ini telah menyatakan dukungan terhadap kelompok jihad Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), meskipun belum secara resmi berjanji setia. Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, panglima militer yang menggulingkan Moursi dan kemudian memenangkan pemilu, telah berjanji untuk membasmi para gerilyawan garis keras itu. Pihak militer mengatakan mereka menewaskan sedikitnya 22 gerilyawan pada Oktober, termasuk seorang komandan Ansar Beit al-Maqdis lokal. Kelompok itu sendiri telah mengakui penangkapan atau kematian para kadernya, tetapi sejauh ini tentara belum mampu memadamkan gerilyawan meskipun melakukan operasi besar-besaran di mana pemerintah menyebarkan helikopter-helikopter tempur dan tank-tank. Para gerilyawan terkadang beroperasi secara terbuka di Sinai utara, mendirikan pos-pos pemeriksaan dadakan dan membagi-bagikan selebaran. Mereka mengatakan menargetkan polisi dan tentara untuk membalas tindakan keras berdarah polisi terhadap kubu Islam setelah penggulingan Moursi, yang menewaskan ratusan orang dalam bentrokan di jalan-jalan dan ribuan dipenjarakan. Terjepit oleh tindakan keras polisi, para pemrotes pro-Morsi telah tumbuh semakin kecil dan semakin jarang, tetapi tidak berpengaruh bagi kalangan Islam untuk semakin meningkatkan militansi. Pemerintah telah menyatakan kelompok Ikhwanul Muslimin Moursi sebagai organisasi teroris setelah disalahkan atas serangan yang dilakukan oleh Ansar Beit al-Maqdis. Kelompok, yang namanya berarti Partisan Yerusalem dalam bahasa Inggris, dibentuk setelah pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan orang kuat veteran Hosni Mubarak dan mengantar periode pelanggaran hukum, khususnya di semenanjung Sinai jarang penduduknya itu. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014