Madiun (Antara Jatim) - Sebanyak empat dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, rawan mengalami kekeringan selama kemarau tahun ini.
"Mengacu pada tahun lalu (2013) ada empat kecamatan yang perlu diantisipasi. Tapi hingga saat ini belum ada permintaan pengiriman air bersih dari wilayah tersebut," ujar PLH Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, Agrim Kurnia, kepada wartawan, Jumat.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun mencatat empat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pilangkenceng, Saradan, Wonoasri, dan Balerejo.
Untuk mengantisipasi kekeringan, pihaknya telah meningkatkan dari status siaga kekeringan menjadi tanggap darurat kekeringan.
Hal itu menyusul adanya informasi dari BMKG bahwa puncak kekeringan adalah bulan Oktober, serta berdasar hasil rapat koordinasi antarsatker terkait. "Antisipasi peningkatan status tersebut tidak hanya kekeringan dalam artian kekeringan kekurangan air minum, tetapi juga antisipasi kekeringan pertanian untuk tanaman," terangnya.
Antisipasi dilakukan dengan berkoordinasi di antara pokja BPBD. Adapun yang berkaitan dengan air minum dengan PDAM, sedangkan pokja yang berkaitan dengan kekeringan pertanian adalah Dinas Pertanian. Untuk masalah tanaman akan ditangani Badan Ketahanan Pangan.
Meski di wilayah Madiun belum ada permintaan air bersih, tetapi pihaknya siap menyuplai jika ada permintaan dari warga Kabupaten Madiun. "Jadi, sewaktu-waktu ada masyarakat yang membutuhkan ai bersih akan dikirim oleh PDAM. Karena masuk di Pokja BPBD, maka PDAM harus siap," kata dia.
Ia menambahkan peningkatan status ke tanggap darurat kekeringan pada tahun 2014 tersebut akan berlangsung selama tiga bulan. Yakni, mulai tanggal 1 Oktober hingga Desember mendatang.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk ikut menjaga alam semesta. Salah satunya dengan melakukan penghematan terhadap potensi alam yang ada. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014