Surabaya (Antara Jatim) - Bangun pagi sejak pukul 04.00 WIB, langsung mengambil air wudlu dan salat Subuh menjadi rutinitas harian setiap mahasiswa atau taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Sedati, Sidoarjo, yang beragama Islam di instansi pendidikan itu. Sebelum mandi pagi, masing-masing taruna ataupun tarunawati melaksanakan kegiatan bersih-bersih di area kampus maupun memotong rumput yang kian rimbun. Berikutnya mereka mulai mandi dan sarapan pagi. "Selain mengedepankan sisi humanis atau peduli terhadap lingkungan sosial, kami juga mengajarkan mereka untuk disiplin ala militer dan selalu ingat kepada Sang Pencipta," ujar Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Endang Suhaedy, di Surabaya, Kamis. Ia mencontohkan, aktivitas itu terlihat ketika seluruh tarunanya secara bersama dan teratur berangkat dari asrama ke masjid untuk menunaikan Salat Dhuha sebelum memulai agenda perkuliahan di kampus yang dulu memiliki nama Akademi Perikanan Sidoarjo. Namun, bagi mereka yang beragama non-muslim juga diwajibkan beribadah sesuai keyakinan masing-masing. "Kami yakin, dengan disiplin yang tinggi dan mengingat Tuhan Yang Maha Esa maka dalam setiap langkah yang dijalani selalu ada rahmat dari-NYA. Bahkan peluang untuk sukses dan memiliki kehidupan yang bahagia semakin lebih besar," katanya. Di sisi lain, optimistis dia, upayanya tersebut sekaligus membantu masyarakat dalam memperbaiki lingkungan pesisir. Apalagi, mayoritas tarunanya adalah generasi muda pilihan di mana mereka berpotensi menjadi pengusaha mandiri yang mampu mengembangkan perekonomian di daerah pesisir. "Jangan salah, taruna kami sudah menyebar di seluruh penjuru Nusantara. Bahkan hingga di pulau terpencil seperti Lamongan, Tuban, Banyuwangi, dan Pacitan. Ada pula yang berasal dari luar pulau di antaranya Sulawesi dan Sumatera," katanya. Khusus di wilayah Pacitan, sebut dia, pihaknya akan mengembangkan budidaya rumput laut di sepanjang pantai Selatan Kabupaten kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Upayanya memilih Pantai Pacitan dikarenakan selama ini dinilai tidak pernah menghasilkan sesuatu yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan begitu, institusi pendidikan itu melakukan rekayasa agar Pacitan bisa menjadi penghasil bandeng. "Salah satunya dengan menanam rumput laut di air payau pertemuan antara air laut dan air sungai di muara sehingga akan mendatangkan bandeng. Penanaman bibit rumput laut di sana mencapai 5 ton di areal seluas lima hektare dan akan menambah penghasilan masyarakat, menjaga kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati laut," katanya. Penanaman rumput laut di Pantai Pacitan, yakin dia, sekaligus menjadi gerakan bersama yang diikuti masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Selain itu di pantai Utara mulai Sidoarjo, Bangil hingga Banyuwangi dapat melakukan gerakan yang sama untuk mewujudkan ekonomi biru. "Kami juga mengajak mereka untuk mengembangkan budidaya rumput laut di daerah pesisir pantai Utara Jawa Timur antara Lamongan hingga Sidoarjo," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014