Pamekasan (Antara Jatim) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan, Jawa Timur, bersama akademisi, instansi dinas terkait dan praktisi pendidikan di wilayah, mendiskusikan penerapan kurikulum 2013 guna mengevaluasi dan mencari solusi berbakai kendala yang dihadapi terkait penerapan kurikulum berbasis karakter itu. Dalam diskusi bertema "Penerapan Kurikukum 2013 di Pamekasan" yang digelar organisasi profesi wartawan bersama Komunitas Kedai Baca dan Kopi serta LSM Wacth of Education and Corruption (WEC), Rabu (27/8) malam itu menghadirkan tiga pembicara, yakni Kepala Kantor Kemenag Pamekasan Juhedi, Kasi Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Moh Tarsun dan Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam STAIN Pamekasan Dr Syaiful Hadi. Menurut Moh Tarsun, penerapan kurikulum 2013, telah dilaksanakan di semua tingkatan pendidikan di Pamekasan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga SMA dan yang sederajat. Hanya saja, saat ini masih menemui kendala, yakni terkait penyediaan buku pelajaran. "Sampai saat ini buku pelajaran kurikulum 2013 belum kami terima, sehingga kendatipun telah dilaksanakan, namun buku paketnya belum ada," kata Tarsun. Untuk menyiasati keberlangsungan kegiatan belajar mengajar, pihaknya terpaksa menginstruksikan kepada semua sekolah yang ada dibawah naungan Disdik Pamekasan agar memfotokopi materi pelajaran. Di Pamekasan, kurikulum 2013 (K13) telah diterapkan sejak awal tahun pelajaran 2014-2015 di 471 SD, 169 SMP, 62 lembaga SMA dan sebanyak 60 lembaga SMK. "Kalau dari sisi kesiapan guru sebenarnya kami sudah siap, tapi yang masih menjadi kendala hingga saat ini adalah buku," terang Tarsun. Senada dengan Moh Tarsun, Kepala Kemenag Pamekasan Juhedi menyatakan, pelaksanaan kurikulum 2013 di Pamekasan juga terkendala buku. Namun dalam waktu dekat, buku-buku pelajaran yang digunakan hendak digunakan itu bisa segera dibagikan ke masing-masing sekolah, karena saat ini sudah ada ke Kanwil Kemenag Jatim. Juhedi menjelaskan, di lingkungan Kemenag Pamekasan, kurikulam 2013 sebenarnya sudah dipraktikkan jauh sebelum Kemendikbud menerapkan sistem kurikulum itu. "Kenapa saya katakan sudah diterapkan, karena apa yang menjadi keinginan dan rencana teknis pelaksanaan KBM di lembaga pendidikan Kemenag sudah berlangsung sejak dulu," katanya. Ia mencontohkan seperti peningkatan kualitas spiritual murid dan peningkatan pemahaman keagamaan. Menurut Juhedi, di berbagai lembaga pendidikan di Pamekasan, baik negeri maupun swasta, khususnya di lembaga pendidikan yang ada dibawah naungan pondok pesantren, pembinaan keagaan dan penghayatan amalan pendidikan agama memang menjadi prioritas. "Kalaupun saat ini diterapkan, itu sudah menjadi hal yang biasa," katanya. Dialog rutin PWI Pamekasan bertema "Penerapan Kurikulum 2013" juga mengundang perwakilan guru dari sejumlah lembaga pendidikan umum dan lembaga pendidikan yang ada dibawah naungan lembaga pondok pesantren di Pamekasan. Menurut Wakil Ketua PWI Pamekasan Lutfi Alwi, diskusi ini sengaja digelar, karena beberapa pertimbangan, seperti banyaknya usulan dari masyarakat serta pelaksanaan K13 di Pamekasan yang masih menemui kendala, khususnya terkait buku pelajaran. Dialog yang dipandu oleh reporter Radio Karima FM Rafiki Tanzil ini mulai pukul 19.30 WIB dan berakhir sekitar pukul 22.25 WIB. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014