Magetan (Antara Jatim) - Sebanyak 2.000 dari 25.563 hektare lahan pertanian di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, rawan kekeringan selama musim kemarau berlangsung akibat tidak cukup mendapat pengairan, baik secara alami maupun teknis.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magetan, Eddy Suseno, Rabu, mengatakan, ribuan lahan pertanian yang rawan kekeringan tersebut terdapat menyebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Magetan, kecuali yang terdapat di lereng Gunung Lawu.
"Wilayah yang kering tersebut memang tidak ada sumber air. Biasanya terdapat di pegunungan padas seperti Kecamatan Parang," ujar Eddy kepada wartawan.
Lahan-lahan di daerah rawan kekeringan tersebut sengaja tidak ditanami padi oleh para petani. Hal itu untuk menghindari puso atau gagal panen karena minimnya pengairan.
Pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada petani untuk tidak memaksakan diri menanam padi saat kemarau. Tujuannya adalah untuk menghindari kerugian akibat gagal panen.
Hasilnya, sebagian besar petani padi memilih menanam tanaman palawija. Meski diakuinya masih ada petani yang nekat menanam padi dengan menggunakan sumur pompa untuk mengairi sawahnya.
Disinggung soal bantuan pembangunan sumur pompa dalam, Eddy menyatakan tidak semua daerah rawan kering di Magetan layak diberikan bantuan tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014