Nganjuk (Antara Jatim) - Ratusan santri dari lima pondok pesantren di Kabupaten Nganjuk, Jawa Tmur, melakukan deklarasi menolak masuknya jaringan-jaringan yang mendukung kelompok radikal seperti kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masuk di daerah ini.
Pengurus Pondok Pesantren Mojosari, Kabupaten Nganjuk M Nasih Busthomi, Kamis mengatakan sengaja melibatkan para santri untuk deklarasi. Ia tidak ingin, para santri yang belajar di pondok pesantren terpengaruh oleh gerakan radikal tersebut.
"ISIS adalah gerakan yang akan memecah belah umat Islam, dan kami, pondok pesantren di Nganjuk dengan tegas menolak gerakan ISIS," katanya.
Ia mengatakan para santri juga ingin terlibat membentengi negara dari adanya kelompok radikal seperti ISIS ataupun kelompok yang mendukung gerakan lain yang mendukung ISIS. Para santri juga bisa memberikan informasi pada masyarakat, terkait dengan gerakan yang bisa memecah belah umat Islam dan NKRI tersebut.
Pihaknya juga mengatakan, sebenarnya ISIS bukanlah gerakan umat Islam, karena umat Islam adalah umat yang cinta damai. Kelompok ini hanya ingin memecah belah umat Muslim, dengan mengatasnamakan Islam.
Acara itu, selain dihadiri oleh para santri di lima pondok pesantren di Kabupaten Nganjuk, juga dihadiri jajaran muspida, termasuk dari Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk. Para santri juga membawa berbagai macam tulisan yang isinya menolak adanya ISIS, ataupun kelompok radikal lainnya berkembang di Indonesia.
Kepala Kemenag Kabupaten Nganjuk Ngudiono mengatakan, deklarasi ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Gubernur (Pergub) 51 tahun 2014, tentang larangan gerakan ISIS di Jawa Timur.
"Kami mengawali deklarasi antiisis ini dan nantinya bisa diikuti oleh pondok pesantren yang lain yang ada di Nganjuk, sehingga Nganjuk benar-benar terbebas dari gerakan ISIS," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014