Bojonegoro (Antara Jatim) - Museum Sandi Yogyakarta menggelar pameran sandi negara di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, selama dua hari, dengan menampilkan 35 peralatan sandi hasil karya Roebiono Kertopati, yang dikenal sebagai Bapak Sandi Indonesia. "Pameran sandi negara ini untuk mengenalkan kepada pelajar juga masyarakat mengenai perjuangan dalam membangun negara juga dibutuhkan sandi seperti ini," kata Humas Museum Yogyakarta Mayor TNI Saproni, ketika pembukaan pameran di Bojonegoro, Kamis. Ia yang didampingi Bupati Bojonegoro Suyoto, menjelaskan Bangsa Indonesia, baru mengenal sandi ketika Roebiono Kertopati membuat sandi, 1946. "Bapak Roebiono Kertopati pertama kali membuat sekitar 10.000 kata sandi," jelas seorang petugas Museum Yogyakarta Tampil Noor Gultom, menambahkan. Sebelum itu, menurut Saproni, Bangsa Indonesia sama sekali tidak mengenal sandi, sehingga gerakan yang dilakukan dalam melawan penjajah Belanda selalu diketahui. "Kalau saja Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mengenal sandi, maka penjajahan Belanda tidak akan berlangsung lama," katanya, menegaskan. Ia juga menjelaskan sandi sangat penting untuk mendukung pelaksanaan jalannya pembangunan, agar kebijakan, yang masih bersifat rahasia, tidak diketahui orang lain yang tidak berkepentingan. Dalam pameran itu, kata Tampil, nama peralatan sandi negara yang dipamerkan di antaranya, rumah sandi yang dimanfaatkan dalam peperangan ketika Belanda datang lagi ke Indonesia. Selain itu, lanjutnya, pameran juga menampilkan sandi tas kode, batu prasasti kecil, sepeda "onthel kutho", dudukan, mesin sandi SR 64, SRE 69 dan SRE VI. "Singkatan R itu Roebidono, yang menunjukkan sebagai pembuatnya, sedangkan E singkatan dari elektrik," jelasnya. Meski demikian, jelasnya, Museum Yogyakarta yang memiliki 84 peralatan sandi negara, ada juga yang buatan Swiss, Firlandia, Scotlandia, Tunisia, juga negara lainnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014