Surabaya, (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengapresiasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSAS) yang mengembangkan konsep spiritual sains dan teknologi dalam metode pembelajaran yang diterapkan kepada mahasiswa. "Banyak mahasiswa yang tidak paham secara utuh substansi dasar mengapa mereka belajar di universitas Islam. Padahal berangkat dari konsep dasar itulah mereka akan bisa menyeleraskan ilmu yang diperoleh," kata Gubernur saat menerima rektor UINSAS di Surabaya, Senin. Ia mengemukakan, konsep itu nantinya akan memasukkan tiga substansi dasar sebagai acuan bagi pengembangan sains dalam perspektif islam. Yakni memasukkan iman dan nilai sebagai landasan pembelajaran sains, memanusiawikan dalam pembelajaran sains, serta mengintegrasikan sains dan agama. "Negara yang memiliki nilai kultur lokal yang kuat serta berbasis agama akan berkembang menjadi negara maju. Seperti orang Malaysia dan Australia banyak yang memilih program belajar D3, karena lebih memilih penerapan praktis dari pada sains murni," katanya. Ia mengatakan, ketika orang begitu pragmatis di bidangnya, sebetulnya karena nilai spiritual tidak dipahami secara utuh. "Jika dikembangkan, sains akan menang mutlak dan menguat, itulah mengapa tantangan besar adalah untuk mengawinkan sains dan spiritual," katanya menambahkan. Ia mengatakan, Jatim adalah basis pesantren dan kyai karena dengan menjadikan mahasiswa terdidik sekaligus seorang santri, akan mampu mengimbangi masuknya sains dan teknologi baru. "Kaitannya dengan pengembangan kampus II UINSAS, Pemprov Jatim akan membantu mengoordinasikan dengan pihak terkait. Misalnya dengan Pemkot Surabaya terkait dengan Penetapan Lokasi (Penlok) seluas 39 Ha di Gununganyar dan dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk pengurusan program perizinan lahan," katanya. Ia mengatakan, untuk keperluan asrama mahasiswa UINSAS Pemprov mau menyediakan rumah susun sewa (rusunawa) dengan syarat skema kerja sama yang akan dibuat harus jelas sejak awal. "Saat ini rusunawa Pemprov banyak diisi korban Syiah Sampang, juga para imigran gelap. Karenanya saya harapkan segera dibuat kesepakatan karena implementasinya membutuhkan perencanaan matang," katanya. Pada kesempatan yang sama, Rektor UINSAS Prof Dr H Abd. A'la, M. Ag mengatakan, perubahan dari IAIN menjadi UIN membawa perubahan besar dan bisa dilihat dari meningkatnya jumlah peminat. Tahun 2013 sebanyak 18.067 sedangkan tahun 2014 sebanyak 52.888 serta penambahan fakultas yang sebelumnya hanya 5 menjadi 9. "Masyarakat beranggapan bahwa UINSA hanya diminati oleh golongan menengah ke bawah. Padahal berdasarkan data yang ada kategori golongan ekonomi sedang mencapai 30 persen, dan golongan mampu mencapai 57 persen," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014