Isu gerakan ISIS yang kini marah diberitakan di Indonesia, menjadi perhatian semua pihak, baik tokoh agama, tokoh masyarakat, gubernur dan para bupati. Tak terkecuali Bupati Pamekasan Achmad Syafii. Bagi Syafii, demikian sapaan karib suami Anny Rifqotullaily, para pelajar perlu diselamatkan dari paham yang memperbolehkan cara-cara kekerasan dalam memperjuangkan tegakkan negara Islam tersebut. Sebab, menurut Syafii, Islam sebenarnya bukanlah agama yang mengajarkan kekerasan, akan tetapi agama yang mengajarkan untuk berdakwah dengan cara santun. Kalangan pelajar perlu diselamatkan dari pemahaman Islam yang seperti itu. "Makanya kami meminta kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan, Lembaga Pengkajian dan Penerapan Syariat Islam (LP2SI), serta Kemenag Pamekasan agar membuat rumusan materi pendidikan agama Islam yang isinya menolak keberadaan ISIS," kata Achmad Syafii. Di Pamekasan, katanya, sampai sejauh ini belum ada gerakan ISIS. Akan tetapi, kewaspadaan perlu terus ditingkatkan, apalagi yang banyak menjadi sasaran gerakan Islam ini adalah kalangan remaja dan pemuda. Menurut Achmad Syafii, keberadaan ISIS yang muncul secara tiba-tiba dan banyak diberitakan di berbagai media, memang terkesan mencurigakan. Sebagian orang menilai itu karena propaganda pihak asing. Namun terlepas dari kecurigaan itu, gerakan Islam dengan cara kekerasan adalah dilarang dan tidak dibenarkan menurut ajaran Islam, termasuk juga agama selain Islam. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014